REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Status Palestina sebagai negara pengamat non anggota menjadi angin segar buat Hamas.
Hamas yang tercatat daftar teroris internasional akan segera membersihkan namanya pasca pengakuan Majlis Umum PBB tersebut. Hal tersebut dikatakan Perdana Menteri Palestina faksi Hamas, Ismail Haniyah, kepada delegasi Eropa di Gaza, Ahad (2/12) kemarin dalam sambutannya kepada delegasi Eropa.
Haniyah sebagai kader Hamas yang tumbuh dan besar oleh didikan Hamas mengklaim cap teroris yang dilekatkan kepada Hamas sangat tidak patut.
“Hamas adalah gerakan pembebasan nasional, demikian juga faksi-faksi perlawanan lainnya,"ujar Haniyah seperti dikutip infopalestina.com. Menurutnya, faksi-faksi tersebut bekerja di dalam batas wilayah Palestina dan tidak memusuhi Yahudi di manapun di dunia.
Mereka pun dan tidak memusuhi Yahudi karena mereka Yahudi. "Masalah kami adalah dengan penjajah yang ada di tanah kami.” Jelas Haniyah.
Lebih lanjut, cap teroris internasional tersebut lebih pantas dilekatkan kepada Israel. Menurutnya, Israel yang telah melancarkan agresi militer ke Palestina adalah suatu bentuk tindakan terorisme.
Israel yang menargetkan secara langsung serangannya kepada sipil Palestina telah menghabisi lebih dari 200 nyawa. 80 persen korban adalah wanita, anak-anak, serta orang tua. Tindakan Israel tersebut mencerminkan siapa teroris sebenarnya.