REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Lembaga pengawas media menyerukan kepada Israel untuk memberi penjelasan karena menjadikan wartawan serta kantor media sebagai sasaran dalam serangan militer di jalur Gaza baru-baru ini.
Organisasi nonprofit yang berbasis di New York, Komite Perlindungan Wartawan (Committee to Protect Journalist/CPJ) mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Mereka menyatakan keprihatinannya ketika serangan udara Israel menarget wartawan dan fasilitas media di Jalur Gaza pada 18-20 November 2012.
Dua juru kamera untuk stasiun TV Al-Aqsa dan Direktur radio pendidikan swasta Al Quds terbunuh selama Israel menyarang kawasan Tel Aviv.
"Para pejabat Israel menyatakan individu dan fasilitas tersebut ada kaitannya dengan kegiatan teroris, tetapi tidak terbukti. Hal itu merupakan tuduhan yang sangat serius, " ujar pernyataan yang tertulis dalam surat tersebut seperti dikutip PressTV, Senin (3/12).
Pada 18 November lalu, kantor berita yang berbasis di Moskow, Russia Today melaporkan gedung kantornya yang terletak di utara jalur Gaza dihancurkan Israel dengan serangan udara. Selain itu, kantor AFP yang ada di Gaza juga terkena tiga tembakan Israel pada 20 November.
Juru Bicara Netanyahu, Mark Regev mengatakan Tel Aviv akan menjawab surat tersebut CPJ lewat duta besar AS. "Israel telah berupaya untuk menghindari wartawan terbunuh saat terperangkap dalam baku tembak, " ujarnya.
Dalam serangan Israel November lalu, 160 warga Palestina termasuk perempuan dan anak-anak tewas. Selain itu, 1.200 warga dilaporkan terluka dalam serangan ke Gaza pada 14-21 November 2012