Senin 03 Dec 2012 17:45 WIB

Rusia Desak Korut Batalkan Peluncuran Roket

Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3 yang siap diluncurkan di Stasiun Satelit Sohae, Tongchang-ri, Korea Utara, Ahad lalu (8/4).
Foto: David Guttenfelder/AP
Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3 yang siap diluncurkan di Stasiun Satelit Sohae, Tongchang-ri, Korea Utara, Ahad lalu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mendesak Korea Utara untuk tidak meluncurkan roket kedua pada 2012. Peluncuran itu dianggap melanggar aturan pembatasan yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kami mendesak pemerintah Korea Utara untuk mempertimbangkan kembali rencana peluncuran roket," kata Menteri Luar Negeri Rusia dalam satu pernyataan.

Kantor berita Korea Utara mengumumkan keputusan peluncuran satelit luar angkasa tersebut pada Sabtu (1/12). Satelit tersebut dilaporkan akan mengalami nasib serupa dengan roket yang gagal diluncurkan pada April lalu.

Menanggapi kritik atas peluncuran roket pada April tersebut, Rusia mengatakan Pyongyang telah diperingatkan untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang "secara jelas melarang Korea Utara untuk meluncurkan roket dengan menggunakan teknologi balistik."

Korea Utara mengatakan roket tersebut digunakan untuk meletakkan satelit ke dalam orbit demi kedamaian. Sementara itu, Rusia menyatakan Korea Utara hanya diizinkan menggunakan haknya untuk melakukan aktivitas perdamaian di luar angkasa jika Dewan Keamanan PBB mencabut aturan pembatasan tersebut.

Rusia sudah seringkali menyampaikan kritik yang seimbang terhadap kegiatan nuklir di Korea Utara dan peluncuran rudal untuk tidak melakukan penyerangan terhadap Pyongyang, yang bisa bersifat kontra produktif.

Rusia merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menentang tindakan pelanggaran resolusi dewan. Peluncuran roket yang sudah dilakukan oleh Pyongyang menjadi perhatian warga Rusia yang tinggal di sekitar wilayah perbatasan dengan Korea Utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement