REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan menemui Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Turki, hari ini (3/12) waktu setempat. Kunjungan dilakukan lantaran perselisihan yang memanas antara Moskow dan Ankara akibat konflik berdarah selama 20 bulan di Suriah.
"Negosiasi untuk menyentuh serangkaian isu-isu internasional dan regional yang mendesak, termasuk rekonsiliasi di Timur Tengah, situasi di Jalur Gaza, krisis di Suriah, kerjasama yang baik," ujar ajudan kebijakan luar negeri Putin Yury Ushakov dalam sebuah pernyataan, dilansir PressTV, Senin (3/12).
Ushakov juga mengatakan dirinya berharap adanya sebuah pertukaran pandangan. "Jika tidak sampai mengikat, maka setidaknya untuk pemahaman yang lebih baik dari tindakan masing-masing (negara)", ujarnya seperti diberitakan kantor berita Rusia Interfax.
Rusia memiliki kontrak senjata dengan pemerintah Suriah senilai miliaran dolar AS sehingga Putin dan Erdogan kemungkinan bakal mengusahakan cara mengatasi perbedaan yang memisahkan mereka pada masalah Suriah.
Putin juga diperkirakan akan membahas beberapa langkah terbaru Turki, termasuk permintaan untuk pakta pertahanan atlantik utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk menyebarkan sistem anti-rudal sistem Patriot di perbatasan Turki dengan Suriah.
Turki mengatakan, itu adalah langkah yang murni defensif, namun Rusia telah memperingatkan bahwa hal itu akan melemahkan stabilitas di wilayah bergejolak.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
