Senin 03 Dec 2012 20:33 WIB

Pesepakbola Palestina, dari Tawanan Politik Hingga Syahid

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Fernan Rahadi
Pesepakbola Palestina (ilustrasi)
Foto: Aljazirah
Pesepakbola Palestina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina tidak pernah pandang bulu. Dunia sepakbola pun tak luput dari kebiadaban rezim Zionis mengekang seluruh aspek kehidupan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Seperti dilansir dari berbagai sumber, sejumlah pesepakbola Palestina pernah merasakan dinginnya penjara Israel sebagai tawanan politik, beberapa dari mereka bahkan menjadi syahid.

Mahmoud Sarsak adalah satu di antara sekian banyak warga Palestina yang ditahan militer Israel tanpa alasan yang jelas. Penggawa tim nasional Palestina ini ditangkap Juli 2009 lalu ketika dalam perjalanan dari rumahnya di Gaza menuju Tepi Barat untuk bergabung dengan klub barunya, Balata Youth.

Badan intelijen Israel, Shin Bet, menuduh Sarsak terlibat dalam kasus pengeboman yang mencederai seorang tentara Israel. Namun, hingga tiga tahun masa penahanan Sarsak, Shin Bet tidak dapat menemukan bukti keterlibatan Sarsak dalam insiden tersebut.

Alhasil, Shin Bet pun tak dapat mengajukan tuntutan resmi atas penahanan Sarsak. Awal tahun ini, Sarsak melakukan aksi mogok makan selama tiga bulan menentang penahanan dirinya tanpa tuntutan resmi. Sarsak akhirnya dibebaskan pada 10 Juli lalu.

Nasib Sarsak ini masih lebih beruntung dibanding tiga rekannya di tim nasional Palestina, Wajeh Mostahe, Ayman Alkurd, dan Shadi Sbakhe. Mereka tewas menjadi korban serangan rudal Israel ke Gaza, Januari 2009 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement