REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Rencana Israel membangun 3.000 rumah di Yerusalem Timur dan Tepi Barat negara Yahudi itu mendapat tentangan sejumlah negara barat. Prancis dilaporkan memanggil duta besar Israel untuk Paris guna menyampaikan keluhan tersebut.
Bahkan sejumlah media pada Senin mengabarkan, Prancis dan Inggris mempertimbangkan untuk memanggil duta besar mereka dari Israel. Namun kementerian luar negeri Prancis membantah hal itu.
Sumber diplomatik menyatakan laporan media tentang duta besar yang akan ditarik hanyalah dugaan dan bukan keputusan saat ini. Namun lebih jauh dikatakan, hal itu bisa jadi pertimbangan kedepannya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pembangunan pemukiman dilakukan sebagai penolakan peningkatan status Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) menjadi negara pengamat non-anggota di PBB (Baca: Tolak Status Palestina di PBB, Ini Rencana Israel).
Dengan diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palestina mendapat jalan ke berbagai lembaga antarbangsa, termasuk Mahkamah Pidana Antarbangsa, dan meningkatkan kiprah dunia mereka setelah bertahun-tahun perundingan perdamaian dengan Israel macet.