REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT--Penanganan masalah pengungsi Suriah di Lebanon telah menjadi masalah yang "sangat memberatkan. "Lebanon, menurut PM Najib Miqati, Senin (3/12) tak lagi bisa menanggung beban itu sendirian saja", kata National News Agency (NNA).
"Kami yakin kita akan bisa mencapai kemajuan baik dalam menyelesaikan semua aspek masalah ini", kata Miqati sebagaimana dikutip, setelah ia memimpin pertemuan negara yang telah menyediakan bantuan bagi pengungsi Suriah.
Ia menekankan "pemerintah telah membuat rencana kerja yang jelas yang melayani semua kebutuhan berbeda warganegara Suriah yang meninggalkan rumah mereka", demikian laporan Xinhua. Dan "rencana itu tak bisa diwujudkan tanpa dukungan penuh dari masyarakat internasional", kata Miqati.
Para peserta pertemuan tersebut meliputi pemimpin Dewan Tinggi Bantuan Ibrahim Bashir, Koordinator Khusus PBB bagi Lebanon Derek Plumbly, Koordinator Program Pembangunan PBB Rabert Watkins, Utusan Regional Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi Nanette Kelly dan Duta Besar Uni Eropa Angelina Eichhorst, serta para duta besar dari berbagai negara.
Sementara itu Menteri Urusan Sosial Wael Abou Faour mengatakan, "Sebagaiman anda semua tahu perbedaan mengenai situasi di Suriah telah muncul di Lebanon, tapi kami telah mencapai konsensus di kabinet bahwa masalah pengungsi Suriah mesti diperlakukan sebagai masalah kemanusiaan, bukan sebagai masalah politik."\
Ia menambahkan, "Oleh karena itu, negara Lebanon harus melaksanakan kewajibannya secara penuh untuk membantu dan menampung pengungsi di Lebanon." Ia mengungkapkan sebanyak 179 juta dolar AS telah disediakan buat pengungsi Suriah di Lebanon.