Selasa 04 Dec 2012 10:13 WIB

Israel Abaikan Amerika dan Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Israel mengabaikan kritik dari Amerika Serikat dan Eropa terkait keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memperluas pembangunan permukiman setelah pengakuan PBB atas negara Palestina.

Seorang pejabat di kantor Netanyahu mengatakan Israel tidak akan tunduk. "Israel akan terus berdiri oleh kepentingan vitalnya, bahkan dalam menghadapi tekanan internasional, dan tidak akan ada perubahan dalam keputusan yang dibuat,” kata pejabat itu, Senin (3/12) malam waktu setempat.

Washington mendesak Israel untuk mempertimbangkan kembali rencananya untuk mendirikan tiga ribu rumah baru di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Karena langkah tersebut dinilai akan menghambat upaya perdamaian dengan Palestina.

Inggris, Perancis, Spanyol, Swedia dan Denmark bahkan memanggil duta besar Israel untuk memberikan pesan yang sama.

Lebih lanjut, pejabat itu mengatakan, Israel marah atas langkah Majelis Umum PBB yang meningkatkan status Palestina dari negara pengamat menjadi non-anggota. Kemudian Israel pun mengumumkan akan membangun tempat tinggal baru di dua wilayah tersebut. 

Stasiun televisi Israel melaporkan, komisi perencanaan distrik Yerusalem akan segera menyetujui rencana pembangunan beberapa ribu unit perumahan lebih. 

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dengan tegas mengatakan, langkah tersebut akan menjadi ‘sebuah pukulan hampir fatal’ untuk solusi dua-negara dalam konflik Palestina-Israel.

Gedung Putih juga mendesak para pemimpin Israel untuk mempertimbangkan kembali keputusan sepihak tersebut dan menahan diri. “Ini tindakan yang kontraproduktif dan membuat lebih sulit untuk melanjutkan negosiasi langsung untuk mencapai solusi dua negara,” kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement