REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Wakil Menteri Keuangan Malaysia, Donald Lim Siang Chai menjelakan, kasus kalangan muda Malaysia di bawah usia 25 tahun yang bangkrut semakin meningkat. Terutama, akibat pinjaman untuk kendaraan bermotor.
"Kita tidak mau mereka baru dua hingga tiga tahun kerja sudah dinyatakan bangkrut," katanya seperti dipaparkan sejumlah media lokal terbitan Kuala Lumpur, Selasa (4/12).
Sebelumnya, Agensi Kaunselling dan Pengurusan Kredit (AKPK) menyatakan, hampir 170 ribu laki-laki warga negara Malaysia dinyatakan bangkrut sejak 2005 hingga April 2012 sehingga gagal melunasi hutang-hutangnya.
Angka riilnya, 169.218 lelaki. Atau 70 persen dari total keseluruhan individu yang telah dinyatakan bangkrut pada periode sama yang mencapai 241.740 orang.
Karena itu, Lim menekankan pentingkan kajian atas semakin meningkatnya kasus anak muda yang bangkrut tersebut.
Menurut dia, pinjaman untuk kendaraan bermotor menunjukkan kasus kebangkrutan paling tinggi yaitu 25,21 persen. Diikuti pinjamanan persendirian 13,15 persen, pinjamanan perumahan 12,31 persen, pinjamanan perniagaan 11,26 persen dan kartu kredit 4,9 persen.
Lim menambahkan, Perdana Menteri Najib Tun Razak baru-baru ini juga menyerukan untuk melakukan kajian terhadap akta kebangkrutan 1967 yang dilihat terlalu ketat dan membebankan rakyat.
“Ucapan Perdana Menteri itu adalah tepat. Saya mendukung pemikiran tersebut dan berharap bank ataupun institusi keuangan mencari pinjaman dulu. Bukan seperti sekarang ini yang menempatkan beban tersebut kepada para peminjam sehingga masyarakat peminjam itu dinyatakan muflis (bangkrut),” ungkapnya.