REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO —- Pertempuran yang terus bergejolak di Suriah semakin mengancam eksistensi rezim Presiden Bashar Assad. Perjuangan pasukan oposisi semakin gencar dan dirasa dapat menggulingkan orang nomor satu Suriah itu kapan saja.
Hal itu disampaikan Ketua Liga Arab, Nabil Al-Arabi dalam satu pernyataannya Senin (3/12) kemarin. "(Penggulingannya) itu bisa terjadi kapan saja," ungkap Nabil seperti dikutip laman Arabnews.com. "Saat ini perperangan di Damaskus telah berlangsung selama 20 bulan kekerasan. Saya pikir akan segera terjadi sesuatu dalam waktu dekat ini." tambahnya.
Pengamat HAM Suriah mengatakan konflik yang pecah sejak Maret 2011 lalu telah menelan korban lebih dari 41 ribu jiwa. Lebih lanjut, perang tersebut bisa saja meluas ke negara-negara tetangga. Seperti pasukan oposisi Suriah yang masuk ke perbatasan Turki dan Lebanon.
Nabil sendiri tidak memungkiri hal tersebut bisa saja terjadi. "Kemungkinan ada. Kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan," jawab Nabil mengkhawatirkan pertempuran yang kian meluas.
Pekan lalu, gempuran militer Suriah melesat hingga ke perbatasan Turki. Turki yang geram segera mengirim dua jet tempurnya untuk mengamankan perbatasan negaranya. Ahad (2/12) kemarin pasukan Oposisi Suriah juga terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan perbatasan Lebanon.
Pertempuran terus meluas dan dikhawatirkan negara-negara tetangga Suriah tak punya pilihan untuk terlibat dalam pertempuran tersebut.