Selasa 04 Dec 2012 15:13 WIB

'Pembangunan Permukiman Yahudi Rusak Proses Perdamaian'

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang gadis Palestina mencoba meninju seorang tentara Israel saat unjuk rasa memprotes perluasan permukiman Yahudi di desa Halamish, dekat Ramallah, Jumat (2/11).
Foto: AP/ Majdi Mohammed
Seorang gadis Palestina mencoba meninju seorang tentara Israel saat unjuk rasa memprotes perluasan permukiman Yahudi di desa Halamish, dekat Ramallah, Jumat (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala perundingan Palestina, Saeb Erekat mengatakan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur menghancurkan solusi perdamaian dua Israel dengan Palestina.

"Mendirikan permukiman di Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina, praktis mengakhiri proses perdamaian," kata Erekat, seperti disitat dari Reuters.

"Setiap kesempatan berbicara tentang negosiasi di masa depan (akan musnah)," lanjutnya.

Rencana pembangunan permukiman itu membuat dunia geram. Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman dan Prancis mendesak Israel menghentikan rencana pembangunan tiga ribu unit rumah di permukiman Yahudi.

Presiden Prancis, Francois Hollande mengaku sangat prihatin ketika mendengar kabar tersebut. Bahkan Jerman yang dianggap sekutu terdekat Israel di Eropa, mendesak Negeri Zionis itu menahan diri meluaskan permukiman.

Pun dengan Rusia. Negeri Beruang Merah itu mendesak Israel menghentikan rencana yang bakal menghancurkan usaha perdamaian dengan Palestina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement