REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert menilai Israel tidak memiliki alasan menolak status baru Palestina sebagai negara pemantau non anggota di PBB.
Olmert menilai tujuan PM Benjamin Netanyahu membuat permukiman baru di Tepi Barat dan Yeruselem Timur, untuk menyinggung Amerika Serikat, yang menentang pembangunan permukiman Yahudi tersebut.
"Saya tidak yakin ada alasan menolak permintaan otoritas Palestina untuk meningkatkan status (di PBB)," ujar Olmert seperti dikutip dari AlArabiya, Selasa (4/12).
Keputusan PBB meningkatkan status Palestina, menurut Olmert meningkatkan harapan dalam pencarian solusi konflik Israel-Palestina. Ia mengakui keberanian Pemerintah AS yang berani mendukung Israel di PBB.
Sayangnya, air susu dibayar dengan air tuba. Israel membalas dukungan AS dengan kebijakan yang dinilai menyinggung kebijakan para petinggi AS.
Olmert mengaku setuju atas keputusan mantan Presiden AS, George W Bush yang melarang pembangunan di area E1. "Ini akan menjadi kesalahan sejarah dan menjadi bencana kehidupan bagi masa depan negara Israel," selorohnya mengakhiri.