REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Indonesia mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memberikan dukungan atas rekonsiliasi negara Palestina. Status baru Palestina di PBB menjai pintu gerbang Palestina membentuk negara yang independen dan hidup damai dengan Israel.
Hal tersebut disampaiakan Wakil Presiden RI, Boediono saat membuka acara Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI keempat di Jakarta, Selasa (4/12). Ia mengatakan, Indonesia mendukung terwujudnya rekonsiliasi negara Palestina. Sebagai negara Islam, anggota OKI pun harus melakukan hal sama dan memantapkan kaki Palestina dalam kedaulatan negara.
“Saya mengimbau negara-negara OKI harus terus memberikan kontribusinya dalam upaya peningkatan kapasitas pemerintahan negara Palestina. Sangat penting bagi kita mendukung rekonsiliasi di Palestina,” ujar Boediono.
Boediono menuturkan, Indonesia menyambut baik status baru Palestina di dalam keanggotaan PBB. Keberhasilan Palestina mendapatkan suara Majelis Umum untuk status tersebut, menurut Boediono, tak luput dari bantuan OKI. Oleh karenanya, OKI harus terus mendorong semua pihak sebagai upaya lebih lanjut atas status tersebut. “Kedepan, kita perlu terus mendorong semua pihak untuk melakukan dialog untuk rekonsiliasi dan perdamaian,” ujarnya.
Resolusi PBB tentang status Palestina 29 November lalu telah disepakati 138 negara anggota Majelis PBB. Status Palestina dari Observer State menjadi non-member state memungkinkan Palestina untuk bergabung di lembaga internasional. Hal terpenting, status tersebut menjadi pengakuan negara duni atas entitas Palestina.
Boediono memandang resolusi tersebut menjadi pintu awal Palestina untuk diakui sebagai negara berdaulat. Kesepakatan perdamaian dengan Israel, kata Boediono, harus terus didorong. Sehingga solusi dua negara (two-states member) antara Palestina dan Israel dapat terwujud. “Palestina merdeka, dan dapat hidup damai berdampingan dengan Israel,” kata Wapres.