REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menilai siswa-siswa di AS berada diposisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan siswa-siswi di India dan Cina. Siswa berkinerja tinggi di negara-negara seperti Korea Selatan, Finlandia dan Jepang benar-benar menghabiskan waktu mereka lebih banyak di sekolah daripada sebagian besar siswa AS.
Ini membuat lima negara bagian AS akan menambah 300 jam waktu pelajaran di sekolah mulai 2013 nanti. Kelima sekolah itu ada di Colorado, Connecticut, Massachusetts, New York, dan Tennessee. Mereka akan menerapkan belajar di kelas enam hingga tujuh hari penuh dalam sepekan, juga 11 - 12 bulan penuh dalam setahun.
Sayangnya, tak semua pihak setuju dengan ide ini. The National School Boards Association's Center for Public Education (NSBACPE) AS mengatakan perbanyakan jam belajar ini bukanlah strategi yang tepat untuk setiap sekolah.
"Ini tentunya bisa menyebabkan protes yang datang dari serikat guru," kata perwakilan NSBACPE, dikutip dari Dailymail, Rabu (5/12).
Di Chicago, kekhawatiran penerapan aturan baru ini mulai 2013 ternyata telah memicu pemogokan guru mengajar selama sepekan. Walikota Chicago, Mayor Rahm Emanuel, akhirnya tetap memberlakukan perpanjangan jam sekolah namun konsesi lainnya adalah menambah bayaran untuk guru.
Sejak 2009, sebetulnya jumlah sekolah yang menambah jam belajarnya di AS telah meningkat hingga 53 persen. Khusus lima negara bagian ini, Departemen Pendidikan AS akan memberikan sejumlah keringanan dan kompensasi untuk mendukung kesuksesan program ini.