Rabu 05 Dec 2012 10:09 WIB

Mursi: Mesir Belajar Demokrasi dari Indonesia

Presiden Mesir, Muhammad Mursi (kanan) menerima delegasi parlemen Indonesia yang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie, di Istana Kepresidenan Mesir di Kairo, Senin (2/12)
Foto: Dokumentasi DPR
Presiden Mesir, Muhammad Mursi (kanan) menerima delegasi parlemen Indonesia yang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie, di Istana Kepresidenan Mesir di Kairo, Senin (2/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Mesir, Muhammad Mursi, menyatakan apresiasi dan penghargaan kepada Indonesia berkat dukungannya membantu Mesir dalam menjalankan transformasi demokrasi.

Hal itu disampaikan Mursi kepada Ketua DPR, Marzuki Alie, bersama delegasi parlemen Indonesia saat diterima Mursi di istana kepresidenan Mesir, Senin (2/12).

Mursi menambahkan, hubungan Indonesia dan Mesir tidak hanya hubungan politik dan sosial tetapi juga ekonomi dan perdagangan.

“Saya sudah merencanakan kunjungan ke Indonesia pada tahun 2013, saya juga akan membawa serta sejumlah pejabat dan pengusaha Mesir untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia,” ungkapnya dalam pernyataan yang dikeluarkan delegasi Parlemen Indonesia diterima ROL, Rabu (5/12).

Dikatakannya pula, apa yang terjadi di Mesir saat ini telah dialami Indonesia 14 tahun lalu. Oleh karena itu, kata Mursi, rakyat Mesir bisa belajar dari pengalaman Indonesia dalam menjalankan transformasi demokrasi.

Menanggapi hal itu, Marzuki mengatakan, Indonesia ingin Mesir bisa mengembangkan demokrasi sesuai budaya Mesir sendiri. “Kita dapat mengembangkan demokrasi sesuai dengan budaya bangsa kita masing-masing dan tidak harus sama dengan apa yang dijalankan oleh Amerika dan barat,” ucapnya.

Untuk itu, kata dia, Indonesia dan Mesir bisa mengembangkan dialog intensif untuk saling tukar menukar informasi baik dari eksekutif maupun legislastif. Terlebih lagi, hubungan RI-Mesir saat ini sudah berkembang, tidak hanya di bidang politik dan sosial, juga di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.

“Saat ini sudah ada beberapa pengusaha Indonesia yang membangun pabrik di Mesir, misalnya perusahaan mie instan Indofood, perusahaan gelas Kedaung Group, dan perusahaan ban,” jelas Presiden PUIC ini.

Dalam bidang pendidikan Ketua DPR menyatakan penghargaan kepada pemerintah Mesir yang telah memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Indonesia untuk belajar di Mesir. Namun dia berharap ke depan beasiswa itu tidak hanya untuk ilmu-Ilmu agama tetapi juga ilmu-ilmu sains modern. “Kami juga mengundang pemuda-pemuda Mesir untuk belajar di Indonesia, terutama dalam bidang sains dan teknologi,” tambahnya.

Usai bertemu Mursi, delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan Majelis Shuro Mesir yang dipimpin ketuanya Ahmad Helmy. Saat ini, delegasi ada di Kota Al-Arish, enam jam perjalanan dari Kairo. Kota ini adalah tempat terakhir menuju perbatasan Mesir-Gaza, yaitu distrik Raffah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement