Rabu 05 Dec 2012 23:24 WIB

Kerusuhan Persulit Petugas Bantuan Tembus Suriah

Martin Nesirky
Foto: afghannews.tv
Martin Nesirky

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan peningkatan kerusuhan baru-baru ini di Suriah membuat makin sulit bagi para petugasnya untuk mencapai daerah yang paling parah dilanda kerusuhan di negeri itu. Hal itu disampaikan Juru Bicara PBB, Martin Nesirky, seperti dilansir Xinhua, Rabu (5/12).

"Kerawanan pangan meningkat akibat kekurangan roti dan harga pangan yang naik di banyak bagian negeri tersebut," kata Nesirky dalam taklimat harian di Markas PBB, New York. "Tingginya harga dikatakan juga mempengaruhi negara tetangga yang menampung pengunsi Suriah."

WFP menambahkan akses jalan darat ke dan dari Ibu Kota Suriah, Damaskus, telah jadi makin berbahaya, sehingga membuat sulit pengiriman pangan dari gudang WFP ke beberapa bagian negeri tersebut, terutama ke bagian utara, kata juru bicara PBB itu.

"Program Pangan Dunia memprioritaskan pembagian makanan untuk orang Suriah yang jadi pengungsi di dalam negeri mereka dan meninggalkan daerah yang telah menghadapi pertempuran sengit dalam beberapa bulan belakangan. Banyak di antara mereka telah dua kali tergusur," katanya.

"Lembaga itu juga melakukan semua tindakan agar bisa tetap beroperasi, menyediakan bantuan dan memantau operasinyanya," kata Nesirky.

WFP meluncurkan operasi darurat pada Oktober 2011 dan secara bertahap meningatkannya untuk memberi makan 1,5 juta orang di semua 14 provinsi Suriah, tempat krisis politik dan kerusuhan yang terjadi selanjutnya meletus pada Maret 2011.

Pada Senin (3/12), Asisten Komisaris Tinggi bagi Perlindungan dari Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Erika Feller, mengunjungi pengungsi di kamp pengungsi Za'atri di Yordania. Ia mengkaji pengaturan penerimaan pengungsi di Za'atri, yang saat ini menampung sebanyak 32.000 warga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement