REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ratusan orang mengepung Istana Kepresidenan Mesir pada Rabu (4/12) malam waktu setempat untuk memprotes Presiden Mohamed Mursi.
Demo baru berhenti setelah matahari terbit dan istana berhasil dikepung. Gelombang demo ini mendorong krisis politik di Mesir memburuk.
"Ini Peringatan Terakhir, Presiden Sudah Terkepung" menjadi judul headline harian al-Shuruk.
Ratusan massa anti Mursi melewati malam di Tahrir Square di Kairo dengan beberapa tenda selama hampir dua minggu lalu. Aktivis memakai jejaring sosial untuk mengumpulkan selimut dan makanan untuk para demonstran.
Mereka mengatakan tidak akan pergi sebelum Mursi membatalkan rencananya memperluas kekuasaan.
Pada Selasa lalu, demonstran menentang keputusan Mursi pada 22 November lalu yang memperluas kekuasaannya dan berencana mengadakan referendum pada pertengahan Desember untuk memutuskan rancangan konstitusi.
"Mengapa dia melakukan semua ini? dia seharusnya menajdi presiden untuk semua orang Mesir bukan hanya untuk ihkwanul Muslimin," kata seorang pengunjuk rasa di depan Istana Presiden, seperti dikutip Alarabiya, Rabu (5/12).
Demo di depan istana tersebut membuat Mohamed Mursi meninggalkan gedung. Petugas menembakkkan gas air mata kepada sekitar 10 ribu pendemo yang marah. Beberapa pendemo menerobos garis polisi di sekitar istana.