REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal berencana mengunjungi wilayah Gaza, Palestina. Meshaal akan masuk lewat Mesir untuk merayakan ulang tahun Hamas ke-25.
Meshaal ingin menjabat tangan para pemimpin dan pejuang Gaza yang memerangi Israel saat agresi militer beberapa waktu lalu. "Saya senang dan bangga bahwa saya akan kembali ke Gaza," kata Meshaal seperti yang dikutip dari AlJazeera, Kamis (6/12).
Meshaal diasingkan setelah Perang 1967. Sebelumnya ia dicegah masuk ke Gaza oleh mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak.
Pengumuman kunjungan Meshaal ke Gaza terencana setelah Palestina diakui di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kunjungan ini mungkin menandakan pemulihan hubungan antara kepemimpinan internal dan eksternal dari Hamas, dan antusiasme baru untuk rekonsiliasi dengan Fatah faksi saingannya di Tepi Barat.
Ribuan orang diperkirakan akan menghadiri pawai kemenangan di Kota Gaza, Sabtu (8/12) mendatang. Bahkan kota di seluruh Jalur Gaza telah dihiasi dengan bendera Hamas.
Kendati kantornya dirusak dan lebih dari 160 warga Palestina tewas dalam perang dengan Negeri Zionis tersebut, Hamas dalam suasana penuh sukacita.
"Kami percaya bahwa Israel kalah dalam perang ini, dan kemenangan itu adalah milik kita," kata juru bicara pemerintah Hamas. Taher al-Nounou seperti dikutip dari the Guardian.
Menurut al-Nounou, kemenangan itu bukan kemenangan militer, tetapi kemenangan bagi keinginan warga Palestina. Perlawan sengit yang diluncurkan pejuang di Jalur Gaza, dan desakan internasional, membuat Israel menerima tuntutan Palestina untuk mengakhirinya agresi militernya.
Kunjungan Meshaal diharapkan melahirkan harmoni baru di tubuh pimpinan Hamas yang dalam masa terasing dan yang berbasis di Gaza. Selain itu, Hamas dan Fatah diharapkan bisa berdamai demi kemerdekaan Palestina.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menerapkannya (rekonsiliasi). Kami siap," janji Nounou.
Ikuti Whatsapp Channel Republika