Jumat 07 Dec 2012 15:06 WIB

Salju Hambat Peluncuran Roket Korea Utara

Warga Korsel  melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.
Foto: Lee Jin-man/AP
Warga Korsel melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Persiapan Korea Utara untuk peluncuran roket, yang direncanakan, memicu kecaman internasional dan ancaman sanksi mungkin tertunda akibat salju tebal, kata Badan Pemikir Amerika Serikat.

"Analisis gambar satelit terbaru menunjukkan persiapan stasiun peluncuran satelit Sohae sedang berjalan lebih lambat daripada yang dilaporkan sebelumnya," kata Institut Amerika-Korea di Universitas Johns Hopkins.

Pyongyang mengumumkan, pekan lalu, bahwa mereka akan meluncurkan roket, yang mungkin akan ditempatkan pada satelit di orbit antara 10-22 Desember.

"Karena ini adalah upaya pertama Pyongyang untuk meluncurkan roket jarak jauh di musim dingin, cuaca dapat menjadi faktor baru," tulis seorang ahli analisis citra Nick Hansen, pada 38 utara website institut.

Gambar terakhir yang diambil pada 4 Desember, tidak menunjukkan jejak benda berat yang jatuh di salju pada situs peluncuran, hari sebelumnya menunjukkan setidaknya operasi berhenti sementara, kata Hansen.

Hal ini akan meningkatkan keraguan atas laporan media Korea Selatan, Rabu, yang mengutip sumber pemerintah dan mengatakan bahwa Korea Utara telah selesai merakit seluruh tiga tingkat roket Unha-3.

Hansen mencatat bahwa pengumuman peluncuran jendela 12 hari oleh Pyongyang terjadi lebih dari dua kali, selama lima hari jendela diberikan kepada media terkait peluncuran roket pada April, yang akhirnya gagal.

"Ini mungkin menunjukkan bahwa Korea Utara sangat menyadari potensi hambatan yang disebabkan oleh cuaca buruk dan telah membangun fleksibilitas jadwal peluncuran," kata dia.

Amerika Serikat dan sekutu kunci militer Asia, Korea Selatan dan Jepang, bersikeras mengatakan bahwa peluncuran tersebut adalah uji coba rudal balistik yang terselubung dan melanggar resolusi PBB terhadap dua uji coba Nuklir pada 2006 dan 2009.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement