Jumat 07 Dec 2012 15:26 WIB

Jepang Siap Tembak Jatuh Roket Korut

Warga Korsel  melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.
Foto: Lee Jin-man/AP
Warga Korsel melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pada Jumat (7/12) mengeluarkan perintah menembak jatuh satu roket Korea Utara yang mengancam wilayah negaranya.

Tokyo mempersiapkan rudal-rudal darat ke udara di dan sekitar Tokyo, serta di Okinawa, dan menyiagakan angkatan bersenjatanya menjelang rencana peluncuran rudal itu. Jepang juga menggelar kapal-kapal perang tipe Aegis di perairan-perairannya.

Menteri Pertahanan Satoshi Morimoto mengemukakan kepada angkatan bersenjata untuk menghancurkan proyektil atau setiap bagian yang terlihat akan jatuh di wilayah Jepang, kata Kepala Sekretariat Kabinet Osamu Fujimura kepada wartawan seperti dikutip AFP.

Korut pekan lalu mengumumkan pihaknya akan meluncurkan roket jarak jauh keduanya antara 10 dan 22 Desember tahun ini setelah satu usaha serupa gagal April lalu.

Pyongyang menegaskan itu adalah satu satelit untuk tujuan damai. Namun masyarakat internasional menganggap itu adalah satu uji coba teknologi rudal balistik yang terselubung, yang dilarang sesuai dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.

Washington dan Seoul mendesak Pyongyang membatalkan peluncuran itu sementara Tokyo menunda perundingan-perundingan dengan Korut yang menurut rencana diselenggarakan pekan ini.

Apabila Pyongyang meluncurkan roket itu,"pemerintah akan segera mengirim informasi" kepada pihak berwenang lokal, serta kepada lembaga-lembaga penyiaran dan melalui Twitter dan media sosial lainnya, kata Fujimura.

"Kami mengharapkan rakyat tenang karena rudal itu tidak akan jatuh di wilayah Jepang jika semuanya berjalan seperti yang diharapkan," tambahnya. Fujimura mengatakan Jepang masih mengharapkan Korut membatalkan rencananya itu.

"Peluncuran roket Korut jelas melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, dan juga bertentangan dengan pernyataan ketua Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan setelah peluncuran April itu," kata Fujimura. 

"Jika peluncuran itu tetap dilakukan, Jepang sangat menyesalkan."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement