REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lembaga Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRW meminta sekitar setengah juta pengungsi Palestina yang tinggal di Suriah untuk menjauhkan diri dari konflik di negara itu.
"Pengungsi Palestina harus tetap netral dan siapa pun harus mengormati itu. Jangan satu pihak pun melibatkan mereka dalam krisis itu," kata ketua UNRWA Filippo Grandi kepada AFP pada Kamis (7/12), segera setelah tiba di Beirut dari kunjungan ke Damaskus.
Grandi mengatakan mayoritas warga Palestina di Suriah menolak untuk ikut perang. "Mereka tahu perang itu akan memburuk," kata dia. "Setiap hari, para warga Palestina tewas di Suriah."
Grandi bertemu di Damaskus pada Rabu dan Kamis dengan Menlu Suriah Walid Muallem, Wakil Menteri Faysal Muqdad, dubes sekutu penting Damasksus, Rusia, dan wakil dari utusan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi.
Dalam pertemuan-pertemuan itu, Grandi mengutarakan prospek-prospek pengungsi Palestina bagi keterlibatan dalam konflik itu. "Pemerintah menjamin mereka tidak mendorong kelompok-kelompok bersenjata," kata Grandi.
Sekitar 520.000 pengungsi Palestina tinggal di Suriah, kata UNWEA, di antara mereka 400.000 orang di Damaskus dan provinsinya.
United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNWRA) memberikan bantuan pendidikan bagi 66.000 anak para pengungsi dan 70 persen sekolah masih beroperasi.