Jumat 07 Dec 2012 18:04 WIB

Mesir Diguncang Demonstrasi, Pemulihan Ekonomi Terancam

Rep: Nur Aini/ Red: Heri Ruslan
Para pendukung presiden Mursi berdiri dekat kendaraan lapis baja yang hanya dikerahkan di luar istana presiden Mesir di Kairo,Kamis (6/12). (Reuters/Asmaa Waguih)
Para pendukung presiden Mursi berdiri dekat kendaraan lapis baja yang hanya dikerahkan di luar istana presiden Mesir di Kairo,Kamis (6/12). (Reuters/Asmaa Waguih)

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Ekonomi Mesir belum sepenuhnya pulih pasca-tergulingnya Husni Mubarak pada 2011 lalu.

Namun, gejolak politik yang kembali terjadi dengan demonstrasi di Istana Kepresidenan memukul mundur pemulihan ekonomi Mesir.

Pasar Saham Mesir jatuh hingga 4,6 persen pada perdagangan, Kamis (6/7). Reuters melaporkan turunnya pasar saham tersebut tercatat yang terendah dalam delapan tahun.

Gejolak politik dalam negeri inipun dinilai akan menghilangkan kesempatan Mesir menumbuhkan perekonomian. Padahal, Mesir telah mendapat pinjaman dari IMF sebesar 4,8 miliar dolar AS untuk pemulihan ekonomi.

Masalah politik di Mesir bisa jadi terus berlanjut. Hal ini setelah para pengunjuk rasa menolak untuk berdialog dengan Presiden Muhammad Mursi.

Mesir kembali bergejolak sejak Mursi mengeluarkan dekrit pada 22 Desember lalu yang akan mencegah adanya judicial rebiew. Keputusan itu dinilai diperlukan untuk mencegah hakim era Mubarak mengganggu reformasi. Pihak oposisi menolak hal tersebut dan meminta konstitusi dirancang kembali.

Dalam keterangannya, Mursi mengatakan pihaknya menyerukan dialog. "Saya menyerukan dialog produktif dengan semua tokoh dan kepala partai, pemuda revolusioner dan tokoh hukum senior Sabtu ini, " ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement