REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Filipina Benigno S. Aquino III telah mengumumkan negara dalam bencana nasional setelah kehancuran akibat Topan Bopha (nama lokal: Pablo) di Filipina Selatan, kata seorang pejabat senior pemerintah Sabtu.
Wakil juru bicara kepresidenan Abigail Valte, dalam satu wawancara dengan stasiun radio yang dikelola negara mengatakan bahwa Aquino menandatangani Pengumuman No. 522 yang menyatakan keadaan bencana nasional Jumat malam setelah ia kembali dari kunjungan ke daerah yang dilanda topan Bopha di Provinsi Compostela Valley dan Davao Oriental.
"Deklarasi keadaan bencana nasional akan mempercepat upaya penyelamatan, bantuan dan rehabilitasi oleh pemerintah dan sektor swasta, termasuk bantuan kemanusiaan internasional, dan efektif akan mengendalikan harga bahan pokok serta komoditas untuk daerah yang terkena bencana," kata pengumuman itu.
Valte mengatakan bahwa pengendalian harga hanya mencakup daerah yang rusak parah akibat gangguan cuaca. Ini termasuk Provinsi Compostela Valley, Davao Oriental dan Davao del Norte di Wilayah XI, Surigao del Sur di Wilayah Caraga, Lanao del Norte, Misamis Oriental dan Cagayan de Oro City di Wilayah X, Siquijor di Wilayah VII, dan Palawan di Daerah IV-B.
Pengumuman mengatakan bahwa deklarasi tersebut juga mengharuskan mekanisme bantuan kemanusiaan internasional yang dilaksanakan sesuai dengan "Pengurangan Risiko Bencana Filipina dan UU Pengelolaan tahun 2010".
Selanjutnya akan dilakukan unit-unit pemerintah daerah untuk memanfaatkan dana masing-masing bencana guna penyelamatan, bantuan dan rehabilitasi konstituen mereka.
Data terbaru yang dirilis pada Sabtu oleh Dewan Pengelola Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) menunjukkan bahwa korban tewas telah mencapai 456, sementara 533 lainnya masih hilang.
Perkiraan biaya kerusakan infrastruktur, pertanian dan properti pribadi mencapai sekitar empat miliar peso (sekitar satu miliar dolar AS).