Sabtu 08 Dec 2012 22:22 WIB

PBB Tambah Kekuatan di Dataran Tinggi Golan

Tentara Israel bersiap di pagar perbatasan antara Israel dan Suriah ketika pengunjuk rasa mendekati desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan
Foto: AP PHOTO
Tentara Israel bersiap di pagar perbatasan antara Israel dan Suriah ketika pengunjuk rasa mendekati desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perserikatan Bangsa Bangsa akan memperkuat pasukannya yang memantau gencatan senjata antara Suriah dan Israel karena ancaman meningkat akibat konflik Suriah, kata seorang pejabat penting badan dunia itu, Jumat.

Kepala pasukan perdamaian PBB Herve Ladsous mengatakan, mobil-mobil lapis baja tambahan akan dikirim ke pasukan itu di Dataran Tinggi Golan yang strategis di mana ketegangan meningkat dalam bulan-bulan belakangan ini saat perang saudara di Suriah meluas.

Para pengawas PBB yang tidak bersenjata mengatakan mereka terancam dan juga merawat pasukan Suriah setelah pertempuran dengan pemberontak di zona demiliterisasi, kata satu laporan Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Empat tentara Austria anggota pasukan Pengawas Gencatan Senjata PBB (UNDOF), yang bertugas di Golan sejak tahun 1974, cedera ketika mereka menuju bandara Damaskus pekan lalu. Pasukan Suriah dan Israel berulang-ulang terlibat baku tmbak di garis gencatan senjata.

Kanada menarik kontingen kecilnya dan negara-negara penyumbang militer lainnya telah mengutarakan kecemasan mereka, kata para diplomat. Austria, Kroasia, India, Jepang dan Filipina menyumbangan 1.000 tentara dalam pasukan itu. "Kami sangat khawatir akan keselamatan dan keamanan personil kami di UNDOF," kata Ladsous kepada wartawan.

Selain mengirim mobil-mobil lapis baja tambahan, pasukan itu akan memperkuat "kemampuan analisis politiknya," kata Ladsous. "Kami melakukan semua ini dengan konsultasi yang sangat erat dengan negara-negara yang menyumbang pasukan."

Negara-negara UNDOF akan melakukan pertemuan pekan depan menjelang sidang Dewan keamanan PBB mengenai perpanjangan mandat pasukan itu.

Sekjen PBB Ban Ki-moon merekomendasikan mandat pasukan itu diperpanjang selama enam bulan sementara menambahkan dalam satu laporan baru bahwa UNDOF telah menyusun rencana untuk menghadapi kemungkinan konflik di Suriah memburuk.

Ia mengatakan kehadiran pasukan Suriah di zona demiliterisasi adalah satu "pelanggaran berat" perjanjian gencatan senjata tahun 1974 antara Suriah dan Israel.

Pemberontak Suriah juga berusaha membangun pangkalan-pangkalan di Golan, mengambil kesempatan akibat tidak adanya pasukan pemerintah, kata para diplomat.

Ban mengatakan ia khawatir bahwa kehadiran para petempur oposisi yang bersenjata dan pasukan keamanan Suriah di zona demiliterisasi dapat "memicu konflik lebih luas" antara Israel dan Suriah.

Para pengawas gencatan senjata melihat banyak pertempuran yang menelan korban jiwa antara pasukan Suriah dan pemberontak dan pengiriman-pengiriman senjata antara Lebanon dan Suriah melalui zona demiliterisasi, kata laporan itu.

UNDOF melihat sembilan personil pasukan keamanan Suriah dibunuh oleh 13 pemberontak bersenjata dalam satu serangan," kata laporan itu.

Kendaraan-kendaraan PBB diserag oleh tembakan dan pasukan PBB sering merawat tentara Suriah setelah pertempuran mereka dengan pemberontak di zona itu. "UNDOF memberikan pertolong pertama segera dan pengobatan medis darurat atas alasan kemanusiaan," kata Ban.

UNDOF juga mnyaksikan 13 pria bersenjata dalam pakaian hitam " melintasi perbatasan itu masuk ke Lebanon September lalu untuk mengumpulkan senjata yang mereka lihat akan dibawa kembali ke zona gencatan senjata, kata laporan itu.

Dua hari kemudian "UNDOF melihat sembian personil pasukan keamanan Suriah dibunh oleh 13 pemberontak berenjata dalam satu serangan" di zona itu.

Ban mengatakan kehadiran para pengawas itu "diperlukan" karena ketegangan yang meningkat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement