REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Dua kapal perang Iran kembali berlabuh di pelabuhan Sudan, Sabtu (8/12) kemarin. Kedatangan kapal perang Iran tersebut adalah kali kedua setelah lima pekan lalu Angkatan Laut Iran datang berkunjung ke Sudan.
Kedua Kapal Angkatan Laut Iran berbobot 1.400 ton kapal perang Jamaran dan 4.700 ton kapal Bushehr. Keduanya berlabuh di perairan Sudan setelah selesai melaksanakan serangkaian tugas mereka di Laut Merah. Kedatangan mereka disambut langsung Komandan Angkatan Laut Sudan.
Kedatangan dua kapal perang Iran tersebut sebagaimana yang telah diumumkan Juru bicara Militer Sudan, Sawarmi Khaled Saad pada 30 November lalu. Belum ada informasi berapa lama kedua kapal perang tersebut akan berlabuh di Sudan.
Kedatangan kapal perang Iran tersebut semakin memicu kecurigaan dunia barat bahwa Sudan merupakan salah satu gudang senjata atau pabrik senjata Iran. Kunjungan kapal perang Iran tersebut diduga sebagai kurir yang mengangkut senjata dari Iran ke Sudan atau sebaliknya.
Israel sebagai negara yang paling gelisah dengan keakraban dua negara Iran dan Sudan. Ia mengklaim 'penyelundupan senjata' tersebut harus dihentikan. Blulan lalu, sebuah gudang senjata di Khartoum di bom Israel yang mereka klaim menyimpan senjata-senjata Iran.