Senin 10 Dec 2012 06:08 WIB

Intelijen Jerman: Rezim Assad Segera Jatuh

Rep: Hannan Putra/ Red: Heri Ruslan
Pendukung tim Suriah di hadapan poster Presiden SUriah, Bashar Al-Assad sebelum pertandingan Piala Asia 2011 di Doha (13/1).
Foto: reuters
Pendukung tim Suriah di hadapan poster Presiden SUriah, Bashar Al-Assad sebelum pertandingan Piala Asia 2011 di Doha (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Perjuangan Oposisi Suriah yang terus mendapatkan dukungan dari dunia Internasional telah memasuki titik terang. Bahkan, rezim Presiden Bashar Assad diklaim sudah memasuki tahapan akhir dari kekuasaannya dan diduga tidak lama lagi akan bercokol di bumi Suriah.

Hal tersebut disampaikan Badan Intelijen Asing Jerman (BND), Sabtu (8/12) kemarin. "Kelompok oposisi saat ini sudah mampu berkoordinasi dengan lebih baik. Hal itu juga membuat perjuangan mereka melawan Assad akan semakin efektif," kata Kepala Badan Intelijen Asing Jerman (BND), Gerhard Schindler Frankfurter Allgemeinen Sonntagszeitung, seperti dikutip Al-arabiya.net.

Optimisme tersebut juga didapati dari warga Suriah yang masih bertahan di tanah air mereka. Mereka yang sebahagian kecil tersebut tidak ikut mengungsi. Mereka juga memberikan coretan di beberapa tembok dan dinding-dinding ibukota dengan seruan optimisme "Rezim Assad tidak akan bertahan."

Lebih lanjut, Oposisi Suriah yang dipimpinan Ahmed Moaz al-Khatib telah menyerukan agar seluruh elemen yang tergabung dalam oposisi Suriah bersatu untuk berunding dalam pembicaraan membentuk pemerintahan transisi. Hal itu disampaikannya dalam pidato yang disiarkan televisi Al Arabiya, Sabtu (8/12) kemarin.

Pertempuran di Damasus yang dalam seminggu terakhir telah dimenangkan sebahagian besar kelompok oposisi. "Hal ini semakin membuktikan rezim (Assad) di Damaskus sekarang dalam tahap akhir," kata Schindler.

Saat ini dikabarkan Assad telah kehilangan kendali di sebahagian besar daerah di Suriah. Militer Suriah yang dipimpinnya saat ini hanya fokus untuk mempertahankan Damaskus dengan sisa-sisa energinya yang ada. Terutama pangkalan udara dan beberapa pusat pertahanan militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement