REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Integrasi kawasan melalui organisasi regional antarnegara seperti yang dilakukan ASEAN, telah berperan penting mempromosikan perdamaian dan penghormatan terhadap HAM.
"Sejarah di Eropa telah membuktikan bahwa peran organisasi regional sangat penting bagi tercapainya perdamaian," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam, Julian Wilson, di Jakarta, Senin (10/12).
Sejarah UE dimulai pada 1951 saat Jerman, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg membentuk European Coal and Steel Community untuk mengatur penambangan batu bara dan baja yang terletak di perbatasan negara-negara tersebut.
Baja-baja tersebut sebelumnya sering menjadi pemicu konflik dan digunakan sebagai bahan pembuat senjata dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
European Coal and Steel Community kemudian berkembang menjadi European Economic Community pada 1957 yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Uni Eropa yang mempunyai mata uang tunggal.
"Uni Eropa telah membuktikan bahwa kawasan yang mempunyai sejarah panjang peperangan dapat hidup berdampingan secara damai dengan organisasi regional," kata Wilson.
Atas jasa-jasa UE tersebut, Komite Nobel menganugerahi Nobel Perdamaian kepada organisasi tersebut karena telah memajukan perdamaian dan rekonsiliasi, demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa.
Penghargaan Nobel Perdamaian tersebut akan diterima secara resmi, Senin (10/12) di Oslo, Norwegia, bertepatan dengan hari HAM. UE mendapat hadiah uang sebesar 930 ribu euro.
Hadiah tersebut akan dilipatgandakan menjadi dua juta euro dan dialokasikan untuk proyek-proyek yang memberi perlindungan pada anak-anak di daerah perang dan konflik.
Wilson bahkan mengatakan peran UE terhadap perdamaian tidak hanya terbatas di negara-negara anggotanya, melainkan di luar kawasan, secara khusus dia menyebut peran UE terhadap perdamaian di Aceh.
"Uni Eropa telah berperan penting dalam rekonsiliasi Aceh. Kami mensponsori kesepakatan damai antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Pemerintah Indonesia dan menjalankan misi damai di daerah tersebut sampai tahun ini," kata Wilson.
Menurut Wilson, ASEAN yang menjadi organisasi regional di kawasan Asia Tenggara juga telah memainkan peran yang sama terutama dalam memajukan demokrasi di Myanmar.
"Walaupun ada perbedaan, Uni Eropa dan ASEAN sama-sama menjunjung prinsip integrasi kawasan sebagai jalan menuju perdamaian dan stabilitas," kata Wilson mengakhiri.