REPUBLIKA.CO.ID, Juru bicara Kekuatan Revolusi Yaman, Ali Nasir al-Bakhiti mengkonfirmasikan konspirasi Amerika Serikat dan Arab Saudi terhadap milisi al-Houthi melalui para petinggi Sanaa saat ini.
Al-Bakhiti Senin (10/12) saat diwawancarai al-Alam menandaskan, Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi dalam lawatannya ke AS menyebut milisi al-Houthi sebagai pemberontak, ketua baru keamanan nasional Yaman di konferensi pers di Bahrain juga menyebut al-Houthi pemberontak.
Ia menambahkan, sikap yang terkoordinir dengan baik antara petinggi Yaman menunjukkan konspirasi untuk menarget al-Houthi berdasarkan instruksi Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Menurutnya, statemen tersebut tak bedanya dengan pidato mantan presiden Ali Abdullah Saleh ketika masih memimpin Yaman. Dengan demikian semakin kuat prediksi bahwa rezim Saleh masih belum runtuh secara total, namun yang berubah di Yaman hanya kulitnya saja.
Ia menilai ancaman Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk membatalkan kekebalan hukum Ali Abdullah Saleh hanya ditujukan untuk kampanye dalam negeri dan menunjukkan kemampuannya mengontrol kondisi yang ada.
"Jika Mansour Hadi benar-benar ingin membatalkan kekebalan hukum Saleh maka ia harus memecat pemimpin dinas keamanan dan intelijen negara ini yang mengawasi penyiksaan rakyat selama tiga dekade," ungkap al-Bakhiti.
Ditambahkannya, tujuan dari statemen seperti ini adalah mengulur-ulur waktu, menarik simpati opini publik Yaman serta menunjukan bahwa Mansour Hadi adalah sosok yang kuat.
Ia pun menilai friksi antara penguasa di negara ini sebagai hasil dari prakarsa Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) yang bukan saja tidak menyelesaikan krisis di Yaman, namun malah menundanya. "Friksi antara kubu politik baru-baru ini semakin transparan," ungkap al-Bakhiti.