REPUBLIKA.CO.ID, PRETORIA -- Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela dilarikan ke rumah sakit militer di dekat ibu kota Pretoria, Sabtu (8/12) kemarin.
Kambuhnya infeksi paru-paru membuat pejuang anti-apartheid tersebut harus mendapatkan perawatan khusus. Juru Bicara Kepresidenan Afsel mengatakan perawatan intensif dilakukan untuk kesembuhan pria bergelar Madiba tersebut.
"Dokter khusus telah mengungkap penyakitnya. Kami akan merawat dan mengambil pengobatan terbaik," kata Mac Maharaj seperti dikutip Reuters, Selasa (11/12).
Mahraj menjelaskan Pemerintah Afsel bertanggung jawab membiayai Mandela hingga sembuh. Karenanya keluarga dinilai Mahraj tidak perlu menanggung biaya pengobatan.
Soalnya, jasa yang diberikan Madiba tidak sebanding dengan kepedulian pemerintah untuk kembali membuat pria 94 tahun tersebut tersenyum. Mandela diterbangkan dari rumahnya di Qunu ke ibu kota Pretoria lantaran merasa neyeri pada bagian paru-parunya, Sabtu (8/12). Qunu adalah sebuah pedesaan di Provinsi Eastern Cape yang dipilih Mandela untuk menikmati hari tuanya.
Setelah melepaskan jabatannya sebagai Presiden Afsel pada 14 Juni 1999, ia memilih mundur dari panggung politik. Pria 94 tahun itu mennilai generasi penerusnya lebih pantas merawat Afsel yang telah diperjuangkannya sejak lama.
Peraih Nobel Perdamaian 1993 ini memang kerap digerogoti berbagai penyakit. Fox News melansir Mandela pernah divonis menderita tuberculosis selama bertahun-tahun. Pada 1985 Madiba menjadi pasien operasi besar akibat penyempitan kelenjar prostat.
Penyakit tersebut kembali kambuh pada 2011. Madiba terpaksa menjalani terapi radiasi selama tujuh pekan untuk menghilangkan dampak kanker yang dideritanya.
Pada Februari lalu Madiba juga kembali naik ke meja operasi. Kali ini keluhan pada bagian perut menghampiri presiden yang dipilih rakyatnya pada 1994 ini. Tidak kurang dari sepekan Madiba bermalam di rumah sakit.