REPUBLIKA.CO.ID, November lalu Palestina mengajukan diri untuk mendapatkan status negara peninjau non anggota di PBB. Negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pun telah bersepakat untuk sepenuhnya mendukung keinginan Palestina tersebut di PBB.
Namun, saat Sidang Majelis Umum PBB, menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu ada lima negara yang tidak mendukung Palestina di PBB.
Negara OKI yang tak mendukung status Palestina di PBB itu antara lain:
* Albania.
Albania bergabung dengan OKI tahun 1992. Albania adalah sebuah negara yang terletak di Eropa bagian tenggara. Albania berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara, Serbia (Kosovo) di timur laut, Republik Makedonia di timur, dan Yunani di selatan. Laut Adriatik terletak di sebelah barat Albania, sedangkan Laut Ionia di barat daya.
* Togo
Menjadi anggota PBB tahun 1997. Republik Togo adalah sebuah negara di Afrika Barat, berbatasan dengan Ghana di barat, Benin di timur dan Burkina Faso di utara. Di sebelah selatan, Togo mempunyai pesisir Teluk Guinea yang kecil, di mana ibu kota Togo, Lomé berada.
* Kamerun
Menjadi anggota PBB tahun 1975. Republik Kamerun adalah sebuah republik kesatuan di Afrika tengah dan barat. Ia berbatasan dengan Nigeria di barat, Chad di timur laut, Republik Afrika Tengah di timur, dan Republik Kongo, Gabon, dan Guinea Khatulistiwa di selatan. Pantai Kamerun terletak di Teluk Bonny, bagian dari Teluk Guinea dan Samudera Atlantik. Negara ini disebut "Afrika dalam miniatur" karena banyaknya ragam geologi dan budayanya.
* Bosnia dan Herzegovina
Bergabung menjadi negara pemantau OKI pada 1994. Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia dan Herzegovina, adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah sekitar empat juta penduduk.
Sikap negara OKI yang tak mendukung status Palestina di PBB itu dinilai Ihsanoglu telah menodai semangat solidaritas Islam yang menjadi dasar didirikannya organisasi tersebut. Padahal, 18 negara Uni Eropa justru mendukung Palestina dan berani berlawanan dengan Amerika Serikat dan Israel.