REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penyelidik Rusia, Selasa (11/12) menggerebek rumah beberapa aktivis oposisi terkait dugaan upaya penggulingan Presiden Vladimir Putin dengan bantuan luar negeri. Para aktivis yang rumahnya dirazia adalah Taisiya Alexandrova, Yuri Nabutovsky, dan Anna Karnilova.
Juru bicara Komite Investigasi Rusia (SK), Vladimir Markin, mengatakan bahwa beberapa dokumen dan data komputer telah disita dari penggerebekan itu.
SK, yang fungsi dan posisinya mirip dengan FBI di Amerika Serikat, sebelumnya telah melakukan penyelidikan kriminal terhadap beberapa aktivis dengan tuduhan yang disiarkan pertama kali dalam sebuah film dokumenter oleh stasiun televisi pro-Kremlin, NTV.
Film dokumenter di NTV yang berjudul 'Anatomy of a Protest-2' itu mengatakan bahwa para aktivis sedang merencanakan pemberontakan anti-Putin dengan dana dari seorang anggota legislatif Georgia, Givi Targamadze.
Nabutovsky dengan gerakan oposisi 'Solidarity' mengatakan kepada radio Moscow Echo bahwa para investigator datang ke rumahnya di Moskow pada pukul 07.00 pagi waktu setempat (03.00 GMT).
Dia berbicara kepada stasiun radio tersebut saat penggerebekan masih berlangsung. Terdengar teriakan Nabutovsky akan memanggil pengacara di suara latar belakang.
Markin mengatakan, investigator menemukan bahwa Alexandrova, Nabutovsky dan Kornilova adalah bagian dari kelompok oposisi yang mengunjungi Lithuania pada musim semi tahun ini untuk bergabung dalam sebuah seminar.
Seminar tersebut ditujukan untuk "merebut kekuasaan melalui revolusi" seperti yang telah terjadi pada penggulingan rezim pasca Uni Soviet di Ukraina dan Georgia beberapa tahun yang lalu, kata Markin.
Markin tidak menyebut siapa yang mennyelenggarakan seminar itu, namun menambahkan bahwa pendanaan yang berasal dari Targamadze telah terbukti.
Salah seorang tokoh penting gerakan anti-Putin dan pemimpin Front Left, Sergei Udaltsov, sudah terlebih dulu dituduh terlibat dalam kerusuhan massal. Namun sampai kini dia tidak ditahan.
Meskipun demikian, pihak yang berwenang telah menahan aktivis Leonid Razvozzhayev yang mengklaim bahwa dirinya ditangkap oleh pasukan militer di Ukraina dan dibawa kembali ke Rusia.
Penggerebekan terbaru ini bertepatan dengan peringatan satu tahun protes oposisi massa terhadap kekuasaan Putin yang terjadi pada Desember tahun lalu. Demonstrasi tersebut merupakan tantangan terbesar pertama Putin untuk mempertahankan kekuasaan.
Sementara itu, beberapa penggerebekan lain juga terjadi di kota Nizhny Novgorod, 500 kilometer sebelah timur Moskow. Targetnya adalah aktivis Yekaterina Zaitseva and Alexander Averin.
Kelompok oposisi Rusia berencana untuk melakukan demonstrasi anti-Putin pada Sabtu yang akan menjadi ujian krusial apakah gerakan tersebut masih hidup setelah satu tahun berjalan.