Rabu 12 Dec 2012 06:54 WIB

Situasi Mesir Memburuk, IMF Tangguhkan Pinjaman

Warga Mesir pendukung Presiden Muhammad Mursi memberikan dukungannya dalam aksi unjuk rasa di Rabaa El Adaweya di Kairo, Ahad (9/12). (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Warga Mesir pendukung Presiden Muhammad Mursi memberikan dukungannya dalam aksi unjuk rasa di Rabaa El Adaweya di Kairo, Ahad (9/12). (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Dana Moneter Internasional, Selasa, mengatakan bahwa pinjaman 4,8 miliar dolar AS yang diusulkan untuk Mesir ditangguhkan. Itu pun atas permintaan pemerintah Mesir. Alasan penangguhan yakni aksi protes di Kairo kian meningkat menjelang referendum konstitusi.

"Mengingat perkembangan yang berlangsung di lapangan, pemerintah Mesir telah meminta untuk menunda pengaturan pinjaman siaga mereka dengan IMF," kata juru bicara Dana Moneter Internasional. IMF, imbuh jubir dalam pernyataannya, tetap dalam hubungan erat dengan penguasa dan siap untuk terus mendukung Mesir.

"Kami siap untuk berkonsultasi dengan pihak berwenang tentang dimulainya kembali pembicaraan mengenai Stand-By Arrangement. Setelah diskusi ini selesai langkah-langkah selanjutnya dapat disesuaikan," katanya.

Perdana Menteri Mesir, Hisham Qandil, di Kairo menegaskan permintaan pemerintahnya. "Kami telah secara resmi meminta penundaan satu bulan dalam negosiasi dengan IMF karena situasi politik di negeri ini," katanya pada sebuah konferensi pers.

Protes, yang berubah menjadi kerusuhan minggu lalu, bertambah besar menjadi demontrasi persaingan massa pada Selasa. Peristiwa itu menandai krisis politik terbesar Mesir sejak penggulingan Hosni Mubarak awal tahun lalu.

Para pengunjuk rasa terpecah belah atas referendum konstitusi yang akan digelar Sabtu atas usul presiden Mohamed Morsi. IMF dan pemerintah Mesir menyetujui sementara pinjaman pada November. Dewan eksekutif IMF diharapkan mengkaji kesepakatan tersebut bulan ini.

Pinjaman ini ditujukan membantu kekurangan anggaran pemerintah tahun fiskal 2013-2014 dalam rangka membangun kembali ekonominya yang hancur oleh penggulingan Mubarak.

Setelah pembicaraan panjang tertunda oleh pemilu yang membawa Morsi berkuasa pada Juni, IMF dan pemerintah Mesir menyetujui pinjaman 22-bulan pada 20 November.

Seminggu kemudian, IMF mengatakan bahwa Mesir masih bisa mendapatkan pinjaman 4,8 miliar dolar AS meskipun terjadi kekacauan politik baru asalkan "tidak ada perubahan besar" dalam komitmen reformasinya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement