Kamis 13 Dec 2012 12:48 WIB

PBB: Perdagangan Anak-anak Meningkat

Rep: Nur Aini/ Red: A.Syalaby Ichsan
Anak kecil yang mengalami kekerasan kerap trauma/ilustrasi.
Anak kecil yang mengalami kekerasan kerap trauma/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengungkap adanya peningkatan perdagangan anak-anak. Sebagian besar korban perdagangan tersebut merupakan anak perempuan.

Secara global, perdagangan anak-anak meningkat 27 persen dalam periode 2007-2010. Berdasarkan laporan Perdagangan Anak Global 2012 dari badan PBB, UN Office on Drugs and Crime (UNODC), tingkat perdagangan meningkat tujuh persen dari periode 2003-2006.

Laporan tersebut menyatakan perdagangan anak perempuan mencapai 15-20 persen dari total korban termasuk dewasa, dimana anak laki-laki mencapai sekitar 10 persen.

UNODC meneliti 132 negara. Dalam laporannya, UNODC mencatat mayoritas orang yang diperdagangkan adalah wanita, sekitar 55-60 persen dari total korban yang berhasil ditemukan di seluruh dunia. Akan tetapi, jika proporsi korban wanita dan anak perempuan digabungkan, bisa mencapai 75 persen.

"Perdagangan manusia membutuhkan respon yang kuat pada bantuan dan perlindungan pada korban, penegakan sistem peradilan yang ketat, kebijakan migrasi yang  kuat, serta regulasi tenaga kerja, " kata Direktur Eksekutif UNODC, Yuri Fedotov seperti dikutip PressTV, Kamis (13/12).

Laporan itu menunjukkan kasus yang bervariasi di setiap wilayah. Korban anak-anak yang terdeteksi di Afrika dan Timur Tengah mencapai 68 persen dan 39 persen di Asia Barat, Asia Timur, dan Pasifik. Sementara, korban di Amerika mencapai 27 persen dan 16 persen di Eropa dan Asia Tengah.

Fedotov mengakui adanya kesenjangan pengetahuan tentang perdagangan manusia. Data tersebut juga masih membutuhkan komprehensi mengenai pelaku, korban, dan arus perdagangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement