REPUBLIKA.CO.ID, GAZA--Pemerintah Palestina di Jalur Gaza telah meluncurkan proyek rekonstruksi yang didanai negara Qatar di Gaza. Rekonstruksi akan dilakukan pasca agresi Israel bulan lalu.
Dilansir dari namnewsnetwork.org, Jumat (14/12) Perdana Menteri Gaza, Ismail Haniyeh, mengatakan, dirinya akan segera melakukan perjalanan ke Qatar dan beberapa negara Arab dan Islam lainnya untuk membahas bantuan lebih lanjut untuk proses rekonstruksi.
Haniyeh mengatakan, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan setelah serangan Israel yang terbaru. Israel mengaku, pihaknya membom lebih dari 1.500 lokasi di daerah kecil dalam perang delapan hari terakhir, yang berakhir dengan gencatan senjata pada 21 November lalu.
Pengeboman dan konflik telah membuat infrastruktur sipil dan pemerintah rusak parah, termasuk fasilitas air, kantor polisi, bank, sebuah klub atletik, stadion sepak bola, masjid, pusat kesehatan dan lembaga pendidikan, serta ratusan rumah.
Sebelum serangan itu, Qatar telah mengalokasikan 400 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendanai rekonstruksi dari perang terakhir Israel di Gaza pada 2008 dan 2009 lalu. Haniyeh mengucapkan terima kasih atas dukungan Qatar pada sebuah konferensi pers dengan direktur komite Qatar untuk rekonstruksi Gaza Mohammad Al-Amadi.
Proyek pertama akan dibangun di Yousef Al-Admeh Street di Gaza City. Sementara itu, seorang relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Palestina Karidi mengatakan, rekonstruksi belum berjalan, melainkan masih sebatas pembersihan fasilitas-fasilitas umum, seperti gedung, jembatan, masjid, sampai pemukiman. Sedangkan untuk pembangunan rumah sakit (RS) terus berjalan meski terjadi agresi Israel.
''Tetapi kondisi pasar, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah ramai,'' ucap Karidi kepada Republika, Jumat (14/12) malam. Namun, lanjut Karidi, biasanya bantuan rekonstruksi Palestina banyak dan cepat. Karidi menambahkan, bantuan tersebut berasal dari Qatar.
''Saya melihat banyak baliho dan ucapan terimakasih kepada Qatar,'' ujar Karidi. Sementara itu, relawan MER-C di Palestina yang lain Abdurrahman Parmo menuturkan, rekonstruksi yang harus segera dilakukan diantaranya jembatan.
Selain itu, lanjut Abdurrahman, rekonstruksi yang dibutuhkan adalah rumah penduduk, tanah pertanian, dan perkebunan. "Semestinya negara ikut berperan, pemerintah Gaza ikut bertanggung jawab seperti halnya di Lebanon,'' ucap Abdurrahman memberi kritik.