Sabtu 15 Dec 2012 05:03 WIB

Obama Berduka atas Tragedi Penembakan di Sekolah Connecticut

Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.
Foto: AP
Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, begitu berduka saat menyampaikan pidato duka citanya atas penembakan brutal yang terjadi di satu sekolah dasar, di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.

"Hati kita terluka hari ini," kata dia di hadapan wartawan di Gedung Putih, Jumat, seperti dilansir Associated Press (AP), Jumat (Sabtu, 15 Desember 2012, dini hari waktu Indonesia).

Dia berjanji melakukan pencegahan terulangnya tindakan serupa di kemudian hari, tapi dia tak mengatakan seperti apa tindakan pencegahan tersebut.

Dalam ruangan tersebut tertangkap saat-saat yang mengharukan. "Sebagian besar dari para korban yang tewas adalah anak-anak, bocah-bocah cilik yang berusia antara 5 hingga 10 tahun," lanjutnya.

Dia pun terhenti beberapa detik dalam pidatonya untuk menahan kesedihannya dan mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Tak berapa lama, dua ajudan presiden pun menangis terharu dan berpegangan tangan saat mendengarkan kelanjutan pidato Obama.

"Mereka seharusnya masih punya masa depan, perayaan ulang tahun, kelulusan, pernikahan, dan anak-anaknya sendiri. Dari para korban tewas juga termasuk para guru, pria dan wanita yang membaktikan hidupnya untuk membantu para siswa," papar Obama tentang para korban penembakan.

Peristiwa itu terjadi ketika seorang pria menembak secara membabi-buta di satu sekolah dasar di Connecticut, AS. Ibu dari penembak itu bekerja di sekolah tersebut. Sedikitnya ada 26 orang tewas (dilaporkan kemudian menjadi 30 orang-red)), termasuk 20 anak-anak. Pelaku penembakan masuk ke gedung sekolah dan menembaki para siswa yang tak berdaya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement