Sabtu 15 Dec 2012 12:08 WIB

Ulama Setujui Referendum, Massa Mursi & Oposisi Bentrok di Alexandria

Warga Mesir pendukung Presiden Muhammad Mursi memberikan dukungannya dalam aksi unjuk rasa di Rabaa El Adaweya di Kairo, Ahad (9/12). (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Warga Mesir pendukung Presiden Muhammad Mursi memberikan dukungannya dalam aksi unjuk rasa di Rabaa El Adaweya di Kairo, Ahad (9/12). (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

REPUBLIKA.CO.ID, Aksi protes sekaligus mendukung Presiden Mesir, Mohamed Mursi yang berlangsung hingga Jumat malam di negara itu berakhir rusuh. Polisi Mesir menembakkan gas air mata begitu pendukung Mursi dan aktivis oposisi bentrok di sekeliling satu masjid di kota Mediterania, Alexandria.

Pada Jumat malam bentrok terjadi beberapa jam sebelum voting dimulai di penjuru negara. Referendum itu menjadi momen penentu konstitusi baru.

Protes berlangsung setelah para ulama Mesir menyatakan dukungan terhadap konstitusi. Massa menolak dari oposisi kontan mengelilingi masji tersebut di mana sang ulama menolak dievakuasi.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Aljazirah, Sabtu (15/12) pukul 2.27 waktu setempat, pertempuran jalanan di sekitar masjid Alexandria memanas hingga malam.

"Ambulans meraung dan mendekat dari berbagai arah, orang-orang digotong dengan wajah berdarah," bunyi laporan Aljazirah, menggambarkan mereka yang terluka dalam bentrokan.

Saat bentrokan terus berlangsung, lebih banyak pendukung ulama berdatangan dan bentrok lebih luas dengan massa oposisi di luar masjid tak terelakkan. Saat itulah polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah kedua kubu.

Nation Salvation Front, satu grup oposisi di Mesir telah menyerukan kepada pendukungnya untuk tak perlu menentang pelaksanaan referendum. Namun kelompok itu menyarankan mereka memilih 'tidak' saat memberikan suara dalam perhelatan konstitusi yang dijadwalkan diselenggarakan pada 15 dan 22 Desember.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement