REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang pria yang diduga memiliki hubungan dengan gerilyawan Islam ditembak mati di Filipina setelah ia mengancam akan meledakkan bom ransel di depan polisi setempat, kata seorang pejabat Sabtu.
Tersangka yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Mohammad Noor Fikrie dari Malaysia tewas di kota selatan Davao setelah ia mengancam akan meledakkan sebuah bom di dalam ranselnya, kata kepala kepolisian kota Ronald de la Rosa.
"Jika Anda menangkap atau menembak saya, saya punya bom. Saya akan meledak itu," kata de la Rosa mengutip ucapan tersangka kepada polisi di lobi hotel yang dicekam ketegangan selama tiga setengah jam.
Pihak berwenang telah menggerebek hotelnya setelah mendapat informasi bahwa salah satu dari para tamu merencanakan serangan "teror" di kota berpenduduk 1,4 juta orang itu, kata de la Rosa.
Dia mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang sumber informasi itu. Ia mengatakan warga Malaysia itu adalah diduga anggota Jemaah Islamiyah, suatu kelompok militan Islam yang disalahkan untuk serangan di Asia Tenggara termasuk pengeboman Bali di Indonesia pada tahun 2002 yang menewaskan 202 jiwa.
"Dia memberikan perintah kepada para penembak jitu SWAT tetapi tidak dilaksanakan sejak daerah itu penuh sesak," kata de la Rosa kepada wartawan melalui telepon.
Sementara di lobi hotel tersangka mengacungkan ponsel, yang ia katakan adalah pemicu bahan peledak yang terkandung dalam ranselnya yang dibawa istri Filipinanya, kata de la Rosa.
Dia mengatakan, pria itu kemudian mengambil ransel dari wanita temannya dan berlari keluar dari hotel dan ke taman, terdekat, di mana ia ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu polisi, kata pejabat polisi menambahkan.
De la Rosa mengatakan, polisi menangkap wanita, Anabelle Nieva Lee, dan melucuti senjata "alat peledak improvisasi" yang termasuk mortir yang diambil dari ransel.
Pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan wanita itu dengan Jemaah Islamiyah, kata de la Rosa, dan menambahkan polisi yakin dia telah berpindah agama Islam ketika ia menikah dengan warga Malaysia.
Pihak berwenang Filipina mengatakan sejumlah kecil gerilyawan Jemaah Islamiyah telah mengungsi dengan militan Muslim Filipina yang beroperasi di selatan Pulau Mindanao.