REPUBLIKA.CO.ID, CONNECTICUT -- Amerika Serikat masih berkabung menyusul insiden penembakan di SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut, AS. Hingga kini insiden yang menewaskan 26 orang itu masih menjadi misteri.
Adalah Adam Lanza, pelaku penembakan tersebut. Kepolisian setempat belum membeberkan motif yang dilakukan pria 20 tahun tersebut.
Seorang pejabat penegak hukum setempat menyatakan, Lanza diyakini menderita gangguan kepribadian. Sebelum menembak di SD Sandy Hook, Lanza menembak ibu kandungnya sendiri, Nancy Lanza.
Setelah itu, ia pergi ke sekolah tempat ibunya mengajar menggunakan mobil, dengan membawa setidaknya tiga senjata api.
Polisi mencatat Nancy Lanza sebelumnya membeli lima senjata. Namun, polisi masih menyelidiki asal senjata yang digunakan anaknya.
Aparat penegak hukum setempat menjelaskan Lanza melepaskan tembakan di dalam dua ruang kelas sekira pukul 9.30 pagi, Jumat (14/12) waktu setempat. Dalam hitungan menit, nyawa 20 anak-anak, dan enam orang dewasa tercerabut, sebelum akhirnya ia bunuh diri.
Kepala Pemeriksa Medis Dr H. Wayne Carver, Sabtu (15/12) waktu setempat mengatakan semua korban di sekolah ditembak dengan senapan. Setidaknya beberapa dari mereka ditembak dari jarak dekat, dan ditembak lebih dari sekali.
Carver mengungkapkan enam orang dewasa tewas di sekolah adalah perempuan. Sedangkan 20 anak-anak, di antaranya delapan anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Semua anak-anak berusia enam atau tujuh tahun.
"Saya beruntung jika saya dapat memberitahu Anda berapa banyak saya temukan," kata Carver terkait jumlah peluru yang ditembakkan, seperti dinukil dari Guardian.