REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA --Insiden penembakan di Amerika Serikat meluas ke sejumlah negara bagian.
Dalam pekan ini, dilaporkan ada empat insiden penembakan. Salah satu yang paling banyak jatuh korban tewas adalah insiden penembakan di SD Connecticut.
Seperti dilaporkan PressTV, Ahad (16/12), publik AS masih syok dengan banyaknya korban tewas dalam penembakan di SD Connecticut pada Jumat (14/12) pagi waktu setempat. Dua puluh siswa SD dan enam dewasa tewas ditembak oleh pelaku yang baru berusia 20 tahun. Pelaku itu kemudian tewas bunuh diri.
Belum reda ketegangan itu, dua insiden penembakan kembali terjadi selang satu hari setelah tragedi SD Connecticut. Seorang pria di California menembakkan senjata hingga 50 tembakan di sebuah mall di Newport Beach. Tidak ada korban terluka akibat tembakan dalam insiden ini.
Akan tetapi, insiden penembakan itu juga berlanjut ke negara bagian Alabama. Seorang pria bersenjata menembaki rumah sakit dan melukai dua orang serta satu polisi sebelum dia ditembak mati. Insiden penembakan itu juga terjadi pada Sabtu (15/12) waktu setempat.
Tragedi di SD Connecticut itu juga terjadi dua hari pasca penembakan di sebuah mall di negara bagian Oregon. Dua orang tewas dan beberapa orang terluka dalam insiden tersebut.
Rangkaian insiden penembakan ini semakin memperkuat desakan warga AS kepada pemerintah agar membatasi kepemilikan senjata. Sebuah petisi online berhasil mengumpulkan 25 ribu tandatangan hanya satu jam setelah diluncurkan. Petisi itu meminta pemerintah AS membuat aturan yang membatasi akses senjata.