REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota Parlemen Iran mengecam tindakan Amerika Serikat yang menjatuhkan sanksi baru terhadap tujuh perusahaan dan lima orang Iran. Sanksi itu mereka sebut tidak sesuai dengan pendekatan diplomasi AS dalam menyelesaikan sengketa nuklir Iran.
Departemen Luar Negeri dan Keuangan AS menuduh perusahaan dan orang-orang tersebut "menyediakan pemerintah Iran teknologi, layanan dan barang yang dapat meningkatkan kemampuan rejim memperkaya uranium.
Mohammad-Hassan Asafari, anggota Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Majelis (Parlemen) Iran, mengatakan sanksi baru tersebut --yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat atas Iran sehubungan dengan program nuklir Teheran-- akan gagal.
"Sanksi atas tujuh perusahaan dan lima orang lagi itu ... melanggar hak asasi manusia dan bertentangan dengan peraturan internasional," kata Asafari sebagaimana dikutip.
Ia mengatakan babak baru sanksi AS tersebut memperlihatkan pertentangan dalam sikap dan prilaku para pejabat negara itu.
Para pejabat AS berbicara mengenai penyelenggaraan pembicaraan dengan Teheran, sementara mereka memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Republik Islam tersebut, kata Asafari.
Ia menekan tindakan semacam itu akan gagal membuahkan hasil. Sanksi tersebut menunjukkan "sifat menggertak" para pejabat AS, katanya. Ditambahkannya, pemerintah AS selalu berusaha menerapkan sikap ganda ke arah negara lain.