REPUBLIKA.CO.ID, vPARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengutuk serangan yang dilancarkan pesawat tempur milik pemerintah Presiden Bashar Al Assad terhadap kamp pengungsi Palestina di Suriah pada Ahad (16/12).
"Itu merupakan skandal serangan," kata Fabius kepada TV5 dan radio France Internationale, seperti dikutip dari AFP. Ia juga menuding Assad berkeinginan untuk "memanaskan situasi" lewat serangan tersebut.
Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan warga sipil di Kamp Yarmuk di Damaskus. Ini merupakan serangan pertama yang dilancarkan terhadap kamp pengungsi Palestina di Suriah.
"Kami harus melakukan berbagai cara untuk mencegah terjadinya peningkatan ketegangan di kawasan," kata Fabius. "Saya rasa rezim Bashar al-Assad segera berakhir, anda telah melihat tanda-tandanya, bahkan serangan itu dilihat sebagai sesuatu yang kontroversial bagi Rusia."
Seperti dilaporkan, kamp pengungsi Palestina di selatan Damaskus, porak-poranda dihancurkan bom yang dilepaskan dari pesawat tempur Suriah, Ahad (16/12). Masjid Abdel Qader Husseine yang berada di tengah-tengah kamp pengungsi juga rata dengan tanah.
Selain tempat ibadah, masjid tersebut juga berfungsi sebagai tempat penampungan darurat bagi 600 orang pengungsi yang belum mendapatkan kamp.
Awalnya militer Suriah pro Presiden Bashar Assad menggunakan jet tempur untuk membombardir pasukan oposisi yang bermarkas di propinsi Hama dan Aleppo. Kota tersebut menjadi target pasukan oposisi untuk merebut sebuah akademi militer. Namun, serangan meluas hingga ke wilayah tempat kamp pengungsi Palestina berada.