REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI--Kondisi Libya masih belum stabil. Serangan kelompok-kelompok yang tak puas terus berlanjut.
Dua kantor polisi menjadi sasaran serangan simultan di Benghazi, yang terletak di timur Libya, Senin (17/12). Serangan tersebut berasal dari lemparan bom rakitan ke sebuah mobil kosong yang di parkir di di depan kantor polisi Gharyounes yang terletak di bagian barat Benghazi.
Sebuah bom juga dilemparkan di depan kantor polisi lain yang berada di timur kota. Serangan bom tersebut merusak dinding depan bangunan dan menghancurkan beberapa kendaraan yang terparkir di halamannya.
"Serangan tampaknya simultan. Tidak ada korban luka atau tewas," ungkap seorang petugas polisi seperti dilaporkan alarabiya.net (17/12).
Kepala polisi di Derna, Kolonel Mufid al-Misoury juga sempat mendapatkan serangan saat berada di dalam mobilnya. Waktu itu ia dalam perjalanan ke markas polisi yang berada di timur kota. Ia dicegat oleh sekelompok pria bersenjata yang menembaki mobilnya. Untunglah sang kepala polisi berhasil selamat dari serangan maut tersebut.
"Sebuah mobil melewati saya dengan sangat cepat kemudian melepaskan tembakan. Untungnya tidak ada yang terluka meskipun mobil saya rusak parah karena terjangan peluru, " ungkap Misoury yang mengisahkan dirinya luput dari serangan maut tersebut melalui telepon.
Para pemberontak anti-Qaddafi menjadikan Benghazi sebagai markasnya. Pemerintah Libya yang terbentuk usai Qaddafi terguling belum mampu ‘menjinakkan’ kelompok ini karena mereka memiliki persenjataan yang cukup kuat.