Senin 17 Dec 2012 18:26 WIB

Partai Demokrat Menang di Jepang, Yen Melemah

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani
Mata uang Jepang
Mata uang Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kemenangan Partai Demokrat konservatif Jepang mengangkat dolar terhadap yen pada posisi tertinggi, Senin (17/12). Namun saham-saham AS tergelincir dalam ketidakpastian anggaran yang belum juga berakhir.

Partai Demokrat kembali memegang tampuk kekuasaan setelah memenangi pemilihan umum, Ahad (16/12). Pemilihan ini memberikan kesempatan Perdana Menteri Jepang yang baru, Shinzo Abe, untuk menerapkan strategi ekonomi yang radikal dan menyerukan kelonggaran moneter yang tak terhingga.

Analis berpendapat bursa efek Jepang akan jatuh hingga 7 persen terhadap dolar AS setelah terus mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir. "Tekanan Bank of Japan berarti akan ada beberapa langkah kebijakan yang berarti tahun depan," kata Kepala Strategi Global Mata Uang di National Australia Bank, Ray Attrill, seperti dilansir laman CNBC, Senin (17/12).

Attrill mengharapkan yen akan menyentuh 85 pada akhir tahun ini sebelum jatuh ke 90 pada akhir 2013, 7 persen lebih rendah dari level saat ini.

Jepang telah berjuang untuk membendung kenaikan yen tahun ini, ketika mata uang tersebut telah menjadi favorit untuk arus safe haven di tengah ketidak pastian di zona AS dan Euro. Penguatan yen telah melemahkan daya saing sektor ekspor negara tersebut.

Namun, Abe yang akan mengucapkan sumpah jabatan pada 26 Desember mendatang telah mengancam untuk merevisi undang-undang jaminan kemerdekaan BOJ. Hal ini akan dilakukan bila bank sentral tidak mampu memulai pelonggaran moneter yang lebih berani.

Kepala Strategi Valas Jepang dengan Citibank, Osamu Takashima, memperkirakan yen akan terus melemah dalam mengantisipasi implementasi pelonggaran lebih lanjut oleh Gubernur bank sentral. Ia memperkirakan mata uang akan jatuh ke 85 pada awal musim semi berikutnya.

Reuters melaporkan selain ekspektasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif, Takashima menilai ambisi pemerintahan baru untuk terlibat dalam program stimulus fiskal juga berpengaruh dalam penekanan yen tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement