REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tujuh serangan bom dan dua serangan bom mobil yang ditargetkan di dua tempat ibadah kaum Syiah di Kirkuk, Irak kembali menelan korban, Ahad (16/12) kemarin. Serangan bom tersebut menewaskan lima orang dan melukai 14 lainnya. Serangan yang terjadi sekitar pukul 07.30 waktu setempat diduga berasal dari suku Kurdi yang terlibat sengketa dengan kaum Syiah.
Sementara itu, dalam laporan Aljazirah, serangan bom mobil yang ditujukan ke tempat ibadah warga Syiah di selatan Kirkuk menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai puluhan lainnya. Aksi bom pada Ahad (16/12) itu diawali tiga pria bersenjata yang menyerang pos pemeriksaan polisi di barat jalan raya Tikrit. Serangan tersebut menewaskan seorang polisi dan melukai tiga orang lainnya.
Polisi setempat yang sedang berpatroli langsung mengejar penyerang bersenjata tersebut. Mereka lari dengan meninggalkan mobil mereka. Polisi yang kemudian memeriksa mobil tersebut tewas akibat ledakan tiba-tiba dari mobil tersebut. Empat polisi tewas dan dua lainnya terluka akibat ledakan tersebut.
Setelah berhasil melewati pos pemeriksaan polisi, serangan bom terus berlanjut melalui mobil yang membawa bahan peledak. Bom kembali meledak di Khaznah, sebuah desa dekat Mosul di utara Irak yang dihuni minoritas Suku Shabak. Ledakan tersebut menewaskan tujuh orang dan melukai 12 lainnya. Sementara dua bom mobil di dekat tempat ibadah Syiah menewaskan lima orang dan melukai 20 di utara kota Tuz Khurmatu.
Penyerangan menyebar di tujuh lokasi yang sedang dikerumuni warga Syiah pada hari Ahad (16/12). Esoknya, Penyerangan terhadap kaum Syiah terus berlanjut pada Senin (17/12) pagi waktu setempat melalui serangkaian bom dan penembakan yang menewaskan sedikitnya 19 orang. Belum dapat dikonfirmasi lokasi dan jumlah pasti korban yang tewas.
Konflik panjang antara Sunni – Syiah terus berkecamuk di Irak. Setelah kaum Syiah melangsungkan hari suci Karbala, kaum Syiah kerap mendapatkan teror bom yang dialamatkan ke tempat ibadah mereka.