REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS--Para pengunjuk rasa Tunisia melempari Presiden mereka, Moncef Marzouki dengan batu dan benda-benda keras lainnya ketika sang presiden tengah berpidato di tengah khalayak ramai, Senin (17/12). Pidato tersebut sebagai peringatan dua tahun revolusi Tunisia.
Awalnya, ketika presiden naik ke podium, sudah mendapatkan caci maki yang keluar dari kerumunan para demonstran yang berteriak, “Keluar!” “ Turun!”. Lebih dari 5 ribu demonstran berteriak serempak. Tak ubahnya ketika mereka meneriakkan perjuangan revolusi yang menggulingkan rezim diktator Zine El Abidine Ben Ali.
Ketika para demonstran melempari podium dengan batu, pasukan keamanan dengan cepat segera melindungi Presiden Moncef Marzouki dan juru bicara parlemen Mustapha Ben Jaafar di Sidi Bouzid dari amukan massa. Mereka dievakuasi ke prefektur kantor pusat pemerintah daerah yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian.
Tak lama setelah itu, pengunjuk rasa juga menyerbu alun-alun di mana pidato tersebut berlangsung. Sebahagian para demonstran menghancurkan panggung dan podium dan meneriakkan "rakyat menginginkan kejatuhan pemerintah."
Polisi dan petugas keamanan setempat sempat kewalahan melihat jumlah demonstran yang sangat banyak. Seperti sikap petugas keamanan sebelumnya, demonstran dibubarkan dengan kekerasan dan bentrok antara petugas keamanan dan demonstran pun tak terhindarkan.
Marzouki menjanjikan kemajuan di sektor ekonomi dalam waktu enam bulan kepada rakyat Tunisia. Namun rakyat Tunisia belum puas dengan kepemimpinan Marzouki dan masih mengeluhkan infrastruktur dan fasilitas umum yang minim.