REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel akan menghadapi pengucilan total dunia internasional, jika 'keukeuh' melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi.
Permukiman yang dibangun di Tepi Barat dan Yerusalem Timur itu mampu menampung 40 ribu warga Yahudi.
"Tindakan Israel ini adalah benar-benar 'menghina' terang-terangan kelompok internasional," kata Juru Bicara Kepresidenan Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, seperti dinukil dari Aljazeera, Selasa(18/12).
Seperti dilansir Ria Novosti, Selasa (18/12), Israel menyetujui pembangunan 1.500 unit rumah untuk warga Yahudi di Yerussalem Timur. Perumahan yang bernama Ramat Shlomo itu semula direncanakan sebanyak 1.600 unit.
Menurut Perjanjian Damai 1967, wilayah tersebut merupakan wilayah Palestina, tapi dicaplok sepihak oleh Israel, dan tak diakui internasional. (baca: 'Israel Lecehkan Hukum Internasional').
Juru Bicara Kementerian Tata Kota dan Ruang Israel, Efrat Orbach mengatakan Pemerintah Israel telah memberikan izin bagi pengembang untuk segera melanjutkan pembangunannya. Pengumuman tersebut berbeda dengan rencana pembangunan di kawasan E-1 (versi Israel) yang akan memotong Tepi Barat menjadi dua wilayah yang terpisah.