Rabu 19 Dec 2012 00:55 WIB

Alhamdulillah, Rusia Kurangi Pembatasan Gerakan Ikhwanul Muslimin

Anggota Ikhwanul Muslimin saat menggelar demonstrasi di Tahri Square, Kairo, Mesir, (20/4).
Foto: AP
Anggota Ikhwanul Muslimin saat menggelar demonstrasi di Tahri Square, Kairo, Mesir, (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia ingin mengurangi pembatasan terhadap gerakan Ikhwanul Muslimin, organisasi yang salah satu tokoh terkemukanya adalah Presiden Mesir, Muhammad Mursi. Demikian pernyataan salah seorang pejabat diplomatik Rusia di Moskow, Rusia, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/12) waktu setempat. 

Gerakan Ikhwanul Muslimin sebelumnya dilarang beroperasi di Rusia. Larangan tersebut dilakukan pemerintah Rusia sejak tahun 2003 silam. Ikhwanul Muslimin dianggap sebagai gerakan berbasis teroris oleh pemerintah Rusia. 

Ketika itu Ikhwanul Muslimin dituduh mendukung gerakan pemberontakan warga muslim Rusia yang ingin mendirikan negara Islam di kawasan utara Rusia, Kaukasus.  

Namun, saat ini pemerintah Rusia berupaya mengurangi pembatasan gerakan tersebut. Langkah ini dilakukan untuk mempererat hubungan diplomatis antara Rusia dan Mesir.  Bahkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengundang Mursi untuk mengunjungi Moskow pada tahun depan. 

"Kunjungan Presiden Mursi kemungkinan pada akhir kuartal pertama 2013," kata salah satu sumber diplomatis Rusia. 

Gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan Islam yang ditubuhkan pada tahun 1928 di Ismailiyyah, Mesir. Didirikan oleh Imam Hassan Al-Banna, gerakan ini telah tersebar luas ke negara-negara Arab dan juga Afrika.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement