Rabu 19 Dec 2012 06:25 WIB

Ini Bantuan Pesepak Bola Dunia Bagi Palestina

SS Lazio's fans display a banner that reads,
Foto: Reuters/Tony Gentile
SS Lazio's fans display a banner that reads,

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Adi Wicaksono/ Wartawan Republika

Tidak ada lagi rumput hijau yang tersisa di Palestine Stadium, Kota Gaza, Palestina. Yang tersisa hanya empat lubang besar, bekas hantaman rudal-rudal Israel. Kawah berdiameter sekitar 40 meter di tengah lapangan menjadi saksi bisu serangan Zionis Israel.

Militer Israel membombardir stadion berkapasitas 10 ribu penonton itu dalam operasi bersandi Pillar of Cloud, November lalu. Hujan rudal kiriman dari Tel Aviv membuat stadion kandang Tim Nasional Palestina luluh lantak. "Itu adalah stadion kebanggaan kami. Tapi, kini Israel tidak menyisakan apa pun selain puing-puing," kata Fathi, seorang warga Gaza.

Kesedihan Fathi dan jutaan masyarakat Palestina mengundang simpati luas dunia. Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) berjanji akan membangun kembali puing mimpi bangsa Palestina lewat lapangan sepak bolanya. "Mandat kami untuk membangun kembali infrastruktur sepak bola Palestina telah dihancurkan," ujar Sekjen FIFA Jerome Valcke, seperti dilansir laman resmi FIFA.

Sesuai dengan slogan my game is fair play (permainan sepak bola adalah permainan yang fair), FIFA mencoba menyentil Israel yang tidak bertanggung jawab dalam melancarkan aksi militer. Menurut Valcke, semangat sepak bola adalah mempersatukan manusia tanpa melihat ras, bangsa, atau agama. Karena itu, dia menyerukan pada komunitas internasional untuk berkontribusi dalam rencana pembangunan stadion tersebut.

"Sepak bola menyatukan semua umat. Kami mendukung tiap upaya rekonstruksi infrastruktur sepak bola yang hancur akibat bencana. Kami juga akan membangun kembali stadion di Gaza," kata Valcke.

Sikap FIFA juga membuktikan fair play dunia sepak bola dalam merespons keputusan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada sidang Majelis Umum, Kamis (29/11), PBB menegaskan status kedaulatan Palestina. Namun, sikap fair play FIFA ternyata tidak diikuti oleh dua anggotanya, Amerika Serikat (AS) dan Israel. 

Keduanya tetap tidak mengakui Palestina sebagai negara yang berhak memiliki mimpi. Padahal, 138 dari 193 suara di Majelis Umum PBB telah menyatakan kedaulatan negeri di pesisir Mediterania itu.

Pengamat hubungan internasional Hikmahanto Juwana menilai, langkah FIFA merupakan lompatan signifikan dalam perjuangan politik Palestina di percaturan global. FIFA pun menghabiskan kemenangan politik Palestina atas Israel dan AS. Skor kini 2-0 untuk Palestina. 

"Ini kabar yang sangat menggembirakan. Itu sinyal bagi Israel dan Amerika Serikat bahwa mereka tidak bisa membendung keinginan dunia untuk memberikan tempat bagi negara Palestina merdeka," kata guru besar dari Universitas Indonesia ini.

Hikmahanto menilai, pengeboman Israel terhadap stadion di Gaza merupakan bentuk kejahatan perang yang tidak dapat ditoleransi. Kini dengan statusnya sebagai negara nonanggota di PBB, Palestina bisa melaporkan kejahatan perang Israel ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC). "Sayangnya, pengeboman stadion itu terjadi sebelum Palestina diakui sebagai negara nonanggota," kata Hikmahanto.

Pengeboman Israel ke Palestine Stadium juga mendapat protes keras dari kalangan pesepak bola dunia. Para pesepak bola yang memahami betul arti fair play menyerukan boikot terhadap Israel. Boikot bahkan akan dilancarkan pada penyelenggaraan Piala Eropa U-21 tahun 2013 yang rencananya dihelat di negeri Zionis.

Kelompok beranggotakan 60 pesepak bola papan atas Eropa itu telah menandatangani petisi kecaman kepada Israel. Beberapa nama besar yang ikut meneken petisi kecaman itu, di antaranya Eden Hazard (Chelsea), Abou Diaby (Arsenal), Papiss Cisse (Newcastle United), Didier Drogba, dan Frederic Kanoute.

Legenda hidup sepak bola Prancis Eric Cantona juga buka suara untuk mendukung perjuangan Palestina. "Sekarang waktunya mengakhiri imunitas Israel dan memberlakukan persamaan derajat dan keadilan bagi semua negara," ujar Cantona, seperti dikutip The Guardian.

Di pihak lain, Israel mengelak bertanggung jawab atas serangan ke Palestine Stadium. Israel berdalih stadion itu digunakan sebagai tempat peluncuran roket Fajr-5 ke Tel Aviv. "Stadion itu (Palestine Stadium) digunakan untuk meluncurkan roket-roket ke wilayah Yerusalem dan Tel Aviv," kata juru bicara militer Israel.

Bukan kali ini saja Palestine Stadium menjadi target serangan udara Israel. Stadion di jantung Kota Gaza itu pernah hancur oleh rudal Israel pada 2006 lalu. Palestine Stadium adalah satu dari tiga stadion yang dimiliki Palestina. Dua stadion lainnya berlokasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. FIFA menaksir perbaikan Palestine Stadium akan menghabiskan biaya hingga jutaan dolar AS.

Palestine Stadium didirikan secara bertahap selama lebih dari 20 tahun. Stadion ini mulai beroperasi pada 1998. Butuh puluhan tahun membangunnya, tetapi hanya hitungan hari bagi Israel untuk menghancurkannya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement