Rabu 19 Dec 2012 08:05 WIB

PM Malaysia Buka Suara Soal Hubungan dengan Indonesia

Perdana Menteri Malaysia, Mohammad Najib Abdul Razak.
Foto: Antarafoto
Perdana Menteri Malaysia, Mohammad Najib Abdul Razak.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Wartawan Republika, M Ikhsan Shiddieqy dari Putrajaya, Malaysia

PUTRAJAYA--Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak sepakat bahwa Malaysia dan Indonesia harus bisa mengelola berbagai masalah. "Kita punya banyak kesamaan, banyak sejarah, namun kita perlu forward looking dalam hubungan kita," kata Najib usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Putrajaya, Malaysia, Selasa (18/12). Dia berharap hubungan Indonesia-Malaysia tak terganggu.

Sebelumnya, Presiden SBY telah melakukan pertemuan dengan PM Malaysia itu, Selasa (18/12). Selain pertemuan kepala negara, Malaysia dan Indonesia juga menghelat Konsultasi Tahunan ke-9 bersama para menteri dari kedua negara. Konsultasi Tahunan merupakan forum tertinggi dalam mekanisme hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Konsultasi Tahunan sebelumnya dilangsungkan di Lombok, Indonesia pada Oktober 2011.

Dalam pertemuannya dengan Najib, Presiden SBY meminta Malaysia untuk bisa mengelola berbagai isu. Di satu sisi, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. "Di sisi lain, mengelola isu-isu yang menjadi PR kami berdua dengan harapan semua itu bisa dikelola dan diselesaikan dengan baik," kata Presiden SBY.

Kunjungan SBY dibumbui polemik hinaan dari mantan Menteri Malaysia, Zainuddin Maidin kepada mantan presiden Indonesia, BJ habibie. Zainuddin membuat tulisan berjudul 'Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim' dalam editorial koran Utusan Malaysia edisi Senin (10/12). Di media yang dikontrol langsung pemerintah itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa.

Zainuddin menulis, Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mencatatkan sejarah sebagai Presiden Indonesia paling tersingkat, tersingkir kerana mengkhianati negaranya. Zainuddin juga menyebut Habibie dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebagai anjing imperialisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement