REPUBLIKA.CO.ID,MEXICO CITY--Perpecahan organisasi kriminal di Meksiko akibat pemberantasan perdagangan narkoba oleh pemerintah telah menciptakan 60 sampai 80 kartel baru. Kartel narokoba semakin banyak dari pada sebelumnya.
Jaksa Agung Jesus Murillo mengatakan, jumlah kartel baru itu jauh lebih banyak dari pada organisasi kriminal yang aktif sebelumnya. Kebijakan mantan Presiden Felipe Calderon untuk memberantas perdagangan narkoba dan memburu gembong-gembongnya telah membuat kartel-kartel terpecah dan memunculkan banyak sindikat-sindikat yang lebih kecil.
"Saya memperkirakan terdapat 60 sampai 80 kartel baru. Semuanya berukuran sedang atau kecil," kata Murillo.
Geng Sinaloa Cartel dan the Zetas adalah dua organisasi kriminal terbesar di Meksiko. Namun beberapa kartel kecil jauh lebih kuat di beberapa wilayah dan kota tertentu seperti Acapulco.
Menurut data dari Risk Evaluation, terdapat sekitar 10 kartel beroperasi di Meksiko. Empat besar dan enam kecil, sebelum Calderon memulai kebijakan kerasnya enam tahun yang lalu.
Murillo memperkirakan sekitar 70.000 orang tewas, 9.000 di antaranya tidak dapat diidentifikasi. Mereka tewas akibat konflik narkoba saat Calderon berkuasa.
Calderon, terang Murillo, mencoba membasmi kartel narkoba dengan kekerasan. Namun hal itu membuat kartel-kartel terpecah dan tidak bisa lagi dikontrol.
Pasukan Calderon menangkap dan membunuh lusinan gembong narkoba dalam usahanya memberantas geng narkoba. Namun strategi militer yang ofensif itu memicu kekerasan lebih lanjut, seperti penculikan dan membuat jumlah kematian terus bertambah.
Presiden baru Meksiko Enrique Pena Nieto yang diusung Institutional Revolutionary Party (PRI), berjanji untuk mengembalikan stabilitas negara. Ia berencananya mengurangi kekerasan.
Namun para pengamat menilai, PRI terlalu mentoleransi kehadiran geng narkoba. Menurutnya, PRI sering menjaga perdamaian dengan para gembong narkoba.